Wednesday, December 29, 2010

Ketika Islam Teraniaya

Sesungguhnya kekuatan musuh-musuh Islam hari ini --– baik skala nasional, regional maupun internasional--- telah secara maksimal menghadapi kaum muslimien,mereka telah membekali dirinya dengan berbagai sebab kekuatan ; organisasi yang rapi dan terprogram, persiapan militer yang tangguh, persiapan politik, ekonomi, media massa dan segala persiapan lain yang mendukung kemenangan mereka dalam memerangi mujahidin.
Mereka bahu membahu dalam menyatukan langkah memerangi mujahidin dengan sandi operasi “perang melawan terorisme”. Menurut ketua CTC PBB, Duta Besar Inggris untuk PBB, Jeremy Greenstock, pasca serangan jihad 11 September di New York dan Washington, PBB telah melakukan berbagai upaya untuk memformat komitmen internasional untuk memerangi terorisme. Dalam waktu 90 hari, 95 % negara anggota PBB telah menyatakan dirinya siap dalam aksi penumpasan terhadap terorisme internasional ini.
Siapapun tentu bisa dengan jelas membaca ; perang yang mereka lancarkan ini sebenarnya adalah perang melawan kekuatan Islam (mujahidin), terbukti dengan praktek nyata yang membidik kekuatan mujidihin di seluruh dunia. Undang-undang anti terorisme, perjanjian ekstradisi internasional, agresi militer ke Afghanistan, pemburuan mujahidin di seluruh dunia dan bukti-bukti konkrit lainnya dengan jelas menunjukkan kerja sama dan konspirasi kekuatan kafir global ; yahudi, nasrani, musyrikin dan komunis untuk menghancurkan kekuatan mujahidin. Untuk lebih meyakinkan bahwa perang melawan teroris berarti perang terhadap Islam yang berarti pula perang SALIB dibawah ini, Beberapa pernyataan para pejabat tinggi AS dan sekutunya menunjukkan, sejatinya peperangan ini adalah perang salib modern melawan Islam. Di antaranya adalah :
[1] Presiden George W. Bush sendiri secara terang-terangan, dalam jumpa pers lima hari pasca serangan 11 September, tepatnya Ahad, 16/11/2001 M (28/6/1422 H) menegaskan," This Crusade, this war on terrorism, is going to take a long time." (Perang salib ini, perang melawan terorisme ini, akan memakan waktu yang lama), (BBC 16/9/2001 M). Begitu jelas dan tegas, namun justru sebagian kaum muslimin yang polos atau munafikun sibuk mencari-cari alasan untuk memalingkan penegasan Bush. Mereka mengatakan," Itu diucapkan karena marah…ia keseleo lidah…" dan alasan-alasan lainnya. Padahal, Bush hanyalah mengungkapkan ideologi yang diyakininya Mereka berusaha meralat apa yang dikatakan George W. Bush .Tetapi apa mungkin,Sedang Allah Ta'ala berfirman :
[2] Para jurnalis AS dan Barat juga menyebutkan bahwa perang ini adalah perang melawan Islam. Di antaranya, wartawan David Silburn menulis dengan judul " Perang ini bukan melawan Terorisme, melainkan melawan Islam." Majalah National Report menulis judul " Inilah Perang, Mari Menyerbu Mereka di negerinya". Dalam artikel tersebut, ditulis :"Bangsa kita telah diserang oleh sekelompok ekstrimis kriminil, kita harus menyerbu mereka di negeri mereka, membunuh pemimpin-pemimpin mereka dan memaksa mereka memeluk agama Masehi."

Harian New York Times edisi 7/10/2001 M memuat headline sepanjang enam halaman, dengan tajuk " Ini adalah perang agama." Judul cover harian tersebut adalah " Siapa mengatakan ini bukan perang agama?". Penulis artikel ini, Andrew Sulivan, menulis dalam artikelnya bahwa perang kali ini adalah perang agama. Artikel-artikel serupa begitu bertebaran di berbagai media massa Barat.
Sangat disayangkan bila kaum muslimien justru menghadapi persekutuan musuh yang sangat kuat ini dengan sebab-sebab yang lemah dan kalah; gerakan yang cenderung sendiri-sendiri bahkan mengikuti cara-cara mereka dengan berdemokrasi ria, tanpa organisasi dan perencanaan matang, atau mental sufistis yang salah dalam tawakkal !!! Kekuatan hanya bisa dihadapi oleh kekuatan, tandzim hanya bisa dihadapi oleh tandzim dan besi hanya dikalahkan oleh besi.” Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [QS. Al Hadid : 25]
Karena itu, tandzim jihad merupakan sebuah kewajiban demi menghadapi musuh yang tertata rapi dan tangguh, dan kaedah ushuliyah menyatakan :



“ Kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan sarana, maka sarana tersebut hukumnya juga wajib.”


Allah Ta’ala berfirman :



“ Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” [QS. Al Anfaal : 73].



“ Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan (berpecah belah), yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.” [QS. Al Anfaal :46].


“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [QS. Al Maidah ;2].
Kekuatan musuh-musuh Islam yang tergabung dalam sekutu yang dikomandani AS saat ini adalah seperti pengulangan sejarah pasukan Tartar pada masa Syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah,maka dalam mensikapi pun kita merujuk apa yang telah difatwakan Syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah.Sesungguhnya ketika Islam dalam gempuran musuh-musuhnya umat Islam akan terbagi menjadi beberapa kelompok.
Pada tahun 699 H tentara Tartar yang beragama Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq, bergerak akan menyerang kota Halb (Syiria), pasukan Islam dari Mesir mundur sehingga hanya tersisa pasukan Islam Syam yang akan berjihad melawan Tartar. Saat itu Syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah menulis surat kepada kaum muslimin dan menyatakan bahwa umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok.
Dalam menghadapi fitnah ini, manusia telah terpecah menjadi tiga kelompok :
? Thaifah Manshurah ; yaitu kaum mukmin yang berjihad melawan kaum yang merusak (tartar).
? Thaifah mukhalifah (kelompok musuh) ; yaitu kaum perusak (tartar) dan “sampah-sampah” kaum muslimin yang bergabung (memihak) kepada mereka.
? Thaifah mukhadzilah : yaitu umat Islam yang tidak berjihad melawan mereka, sekalipun keislaman mereka benar.

Sesungguhnya keadaan sekarang adalah seperti masa dimana Syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah menulis surat pada kaum muslimin,Maka hendaklah setiap orang melihat, termasuk kelompok manakah dirinya ; Thaifah Manshurah, Thaifah mukhadzilah ataukah Thaifah mukhalifah, karena tidak ada kelompok keempat !?”
Rosululloh telah bersabda tentang kelompok yang berjuang menegakkan agamanya pada beberapa hadist,Sebab disabdakannya hadits tentang thaifah manshurah adalah untuk menunjukkan tetap berlangsungnya jihad sampai hari kiamat dan bahwa Islam akan menang melalui jihad ;

Dari Salamah bin Nufail Al Kindi ia berkata, "Saya duduk di sisi Nabi, maka seorang laki-laki berkata,” Ya Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan menaruh senjata. Mereka mengatakan,” Tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka Rasulullah menghadapkan wajahnya dan bersabda,” Mereka berdusta !!! Sekarang, sekarang, perang telah tiba. Akan senantiasa ada dari umatku, umat yang berperang di atas kebenaran. Allah menyesatkan hati-hati sebagian manusia dan memberi rizki umat tersebut dari hamba-hambanya yang tersesat (ghanimah). Begitulah sampai tegaknya kiyamat, dan sampai datangya janji Allah. Kebaikan senantiasa tertambat dalam ubun-ubun kuda perang sampai hari kiamat.”


“Dien(agama) ini akan senantiasa tegak, sekelompok umat Islam berperang di atas dien ini sampai tegaknya hari kiamat.”

Thaifah manshurah adalah kelompok ilmu dan jihad : kelompok yang berada di atas manhaj salafu sholih, berdasar ilmu yang shahih dan menegakkan Islam dengan jalan jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, setelah menyebutkan pendapat imam Bukhari dan Ahmad yang menyatakan bahwa thaifah manshurah adalah ashabu hadits, imam An Nawawi berkata :


“Boleh jadi thaifah manshurah ini tersebar di antara banyak golongan kaum muskmin ; di antara mereka ada para pemberani yang berperang, para fuqaha’, para ahli hadits, orang-orang yang zuhud, orang-orang yang beramar makruf nahi mungkar, dan juga para pelaku kebaikan lainnya dari kalangan kaum mukmin. Mereka tidak harus berkumpul di satu daerah, namun bisa saja mereka berpencar di penjuru dunia.”
Demikian juga imam Syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah, beliau menyatakan kelompok yang paling berhak mendapat sebutan thaifah manshurah adalah kelompok yang berjihad. Ketika berbicara tentang umat Islam di Syam dan Mesir yang berjihad melawan tentara Tartar yang beragam Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq (hukum positif rancangan Jengish Khan), beliau berkata :
?
“ Adapun kelompok umat Islam di Syam, Mesir dan wilayah lain yang saat ini berperang demi membela Islam, mereka adalah manusia yang paling berhak masuk dalam golongan thaifah manshurah yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits shahih yang sangat terkenal…”
Maka tak diragukan lagi, para ulama yang berjihad adalah kelompok muslim yang paling berhak disebut sebagai thaifah manshurah. Bahkan syaikhul Islam imam Ibnu Taimiyah menyatakan, kelompok umat Islam ---sekalipun mereka adalah para ulama besar--- yang tidak berjihad ketika jihad telah menjadi fardhu ‘ain adalah kelompok penggembos (thaifah mukhadzilah), bukan thaifah manshurah
Ya. Thaifah manshurah adalah kelompok umat Islam yang tidak malu bila dituduh menegakkan Islam lewat jalan kekerasan senjata, karena Islam hanya bisa tegak dengan kokoh ketika Al Qur’an ditopang oleh pedang, sebagaimana firman Allah Ta’ala : Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [QS. Al Hadid : 25]




Dan sabda Rasulullah SAW;


Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda, ” Aku diutus dengan pedang menjelang hari kiamat, supaya hanya Allah semata saja yang diibadahi tanpa disekutukan dengan sesuatu apapun selain-Nya, dan dijadikan rizkiku berada di bawah bayangan tombakku, dan dijadikan rendah dan hina orang yang menyelisihi urusanku. Dan barang siapa meniru-niru sebuah kaum maka ia termasuk kaum tersebut.”

Inilah yang dipahami dengan baik oleh salaful ummah. Bahwa untuk menegakkan Islam, dibutuhkan kekuatan, besi dan jihad. Tanpa jihad, Islam tak lebih dari sekedar teori-teori yang dihafal dan diujikan untuk mendapat gelar, atau sekedar syiar-syiar yang hanya dinikmati oleh individu-individu semata. Tanpa adanya jihad, kehinaan dan kerendahan akan senantiasa menyertai umat Islam. Tanpa jihad, Islam tak akan pernah tegak, tak akan pernah menjadi rahmatan lil ‘almien.
Syaikhul Islam menyatakan :



“ Dien yang haq harus ada di dalamnya kitab yang memberi petunjuk dan pedang yang menolong. Sebagaimana firman Allah [QS. Al Hadid :25]. Al Kitab menerangkan perintah dan larangan Allah, sedang pedang menolong Al Kitab dan mendukungnya. Telah tegas berdasar Al Kitab dan As Sunah perintah untuk membaiat Abu Bakar. Orang-orang yang membaiat Abu Bakar adalah para ahli pedang (mujahidin) yang taat kepada Allah. Maka khilafah nubuwah disematkan kepada Abu Bakar dengan Al Kitab dan besi.”
Tanpa jihad, sudah tentu Islam akan rontok pada masa khilafah Abu Bakar, di saat seluruh bangsa arab murtad kecuali penduduk tiga kota : Makah, Madinah dan Bahrain. Tanpa jihad, dakwah Islam tak akan pernah sampai kepada bangsa Persia dan Romawi. Tanpa jihad, dakwah Islam tak akan sampai ke Eropa dan Afrika.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sekali lagi menegaskan hal ini :


“Dien (agama) sekali-kali tidak mungkin tegak kecuali dengan Al Kitab, Al mizan dan Al hadid. Kitab yang memberi petunjuk dan besi yang menolongnya, sebagaimana firman Allah [QS. Al Hadid :25]. Dengan Al Kitab, tegaklah ilmu dan dien. Dengan al mizan, hak-hak harta akan tegak. Dan dengan hadid, hudud (hukuman pidana Islam) bisa tegak.“8



“Pedang-pedang kaum muslimin menolong syariah ini, yaitu Al Kitab dan As Sunah,sebagaimana dikatakan shahabat Jabir Ra,” Rasulullah memerintahkan kami untuk menebas dengan ini(pedang)orang yang keluar (menyeleweng) dari ini(mushaf).“9



“ Tegaknya dien (agama) adalah dengan Al Kitab yang memberi petunjuk dan pedang yang menolong, sebagaimana firman Allah .(QS.Al Hadid :25)” 10

No comments:

Post a Comment