Gerakan Perlawanan Islam Hamas kini sudah memasuki usianya yang ke-22 tahun. Sejak didirikan, gerakan yang mengakar dalam dan jauh di dalam masyarakat ini mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di hadapannya. Penjajah Zionis Israel, sejak gerakan ini muncul, terus melancarkan penangkapan anggota-anggota dan pemimpinnya dan membunuh mereka. Menjadikan institusi-institusi Hamas sebagai target serangan dengan tujuan untuk menundukkan dan melemahkan peranan Hamas. Namun yang ditemui Israel hanyalah kegagalan. Selain dari serangan ganas Israel, Gerakan Hamas juga mengalami serangan yang sama di sebelah Tebing Barat, iaitu dari pihak berkuasa pimpinan Abbas.
Timur Islam dan Palestin, secara khusus, mengalami perkembangan jelas dan signifikan dalam pertumbuhan dan penyebaran kebangkitan Islam, seperti negara Arab yang lainnya. Hal ini yang membuatkan Hamas tumbuh dan berkembang secara pemikiran dan organisasi, terutama setelah pelbagai usulan berkompromi yang menyerukan melepaskan prinsip-prinsip dasar dalam konflik dengan projek Zionis. Di mana entiti Zionis diberi pengakuan hak untuk wujud di atas tanah Palestin yang diberkati, dan melepaskan sebahagian tanah Palestin untuk Zionis Israel, bahkan sebahagian besarnya, dalam keadaan strategi perjuangan bersenjata menurun, demikian juga perhatian Arab dan antarabangsa terhadap persoalan Palestin menurun.
Perkembangan ini mengundang berdirinya sebuah gerakan Islam yang mampu membawa obsesi bangsa dan warga negara, menentang projek Zionis. Di mana bersamaan dengan berakhir tahun 1987, situasi itu sudah cukup matang untuk munculnya projek Islam baru, menghadapi projek Zionis dan perluasannya. Sebuah projek Islam baru yang berdiri di atas dasar baru sesuai dengan perubahan dalaman dan luaran, maka berdirilah sebuah gerakan (islam) yang diberkati di Palestin, Gerakan Perlawanan Islam “Hamas”. Hamas menjadi duri dalam ketamakan penjajah Zionis dan menghentikan perluasan perampasan oleh musuh, serta memotong jalan bagi semua projek ke atas Palestin dan mengakhiri proses pelepasan tanah Palestin kepada Yahudi Zionis.
Berdirinya gerakan Hamas ini mulai mencemaskan sarang-sarang Zionis Israel. Impian Zionis terus di bawah bayang-bayang ancaman perlawanan Islam yang dipimpin gerakan Hamas. Munculnya gerakan ini telah menimbulkan ketakutan di pihak Zionis. Badan-badan perisik Israel terus memobilisasi semua kekuatannya untuk memantau gerakan ini dan para pemimpinnya. Namun penjajah Israel mendapati respon masyarakat dengan melakukan demonstrasi, mogok dan kegiatan-kegiatan lain yang hanya diserukan sendiri oleh gerakan perlawanan sejak awal didirikan dan dikeluarkannya Piagam Gerakan. Sehingga akhirnya terjadi penangkapan terhadap para anggota dan para pendukungnya sejak saat itu. Operasi penangkapan terbesar dialami gerakan itu terjadi pada bulan Mei 1989, di antara korbannya adalah pemimpin dan pendiri gerakan Hamas, Syeikh Ahmad Yasin.
Hamas pun akhirnya menempuh jalur ketenteraan mulai tahun 1990 dan akhirnya melakukan perlawanan terbuka hingga ramai pemimpin gerakan ditangkap dan diasingkan dalam pembuangan (tahun 1994). Dan konfrontasi terbuka terus berlanjutan sehingga kemudian Hamas terlibat dalam kancah pertarungan politik dengan melibatkan diri dalam pemilihan legislatif pada Januari 2006.
Menang dalam pemilu legislatif, Hamas akhirnya berhasil membentuk pemerintahan Palestin. Keberhasilan Hamas ini semakin membuat Amerika dan Israel geram hingga melancarkan sekatan terhadap pemerintah yang dipimpin Hamas. Meski sudah terjun dalam perjuangan politik, Hamas sama sekali tidak pernah meninggalkan perlawanan bersenjata. Terutama dalam usaha membebaskan para tahanan Palestin dari penjara Zionis Israel, hingga akhirnya melakukan penangkapan terhadap askar Israel, Gilad Shalit. Dan Hamas pun terus mendapatkan tekanan dari dunia antarabangsa yang dipimpin pihak kuartet yang bersekutu dengan Israel. Namun gerakan ini tetap dengan jalan yang ditempuhnya, untuk mempertahankan prinsip-prinsip dan hak-hak rakyat Palestin. (seto/ip)
No comments:
Post a Comment