POSTED BY JIHAD AL-QURANAT 7:55 PM FRIDAY, FEBRUARY 11, 2011
UWAIS AL-QARNI.....TIDAK DIKENALI DI BUMI TAPI TERKENAL DI LANGIT...kisahnya...
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.
Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ...ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang.
Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW.
Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! “katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”
Kami pun keluar dari kapa satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya.
(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit..
POSTED BY JIHAD AL-QURANAT 8:07 PM FRIDAY, FEBRUARY 11, 2011
Janjidan SumpahIblisTerhadapWanita
Iblis laknatullah membisikkan kepada para wanita bahawa apa jua pakaian termasuk hijab tidak ada kaitannya dengan agama, sebaliknya ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus.
Bagaimanakah caranya?
1. Membuka Bahagian Tangan
Kebiasaannya telapak tangan sudah terbuka, maka syaitan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan fesyen, iaitu membuka bahagia hasta (siku hingga telapak tangan).
"Ah!Tidak apa-apa, kan masih pakai tudung dan pakai baju panjang."Begitu bisikan syaitan.
Akhirnya si wanita menampakkan tangannya dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa.
Maka syaitan berbisik, "Hah,tak apa-apa kan?" 2. Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan untuk membisikkan perkara baru lagi.
"Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan fesyen yang lebih maju lagi, iaitu terbuka bahagian atas dada kamu, tetapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sedikit untuk mendapatkan hawa agar tidak panas. Cubalah! Orang pasti tidak akan peduli kerana sebahagian sahaja yang terbuka."
Maka dipakailah pakaian fesyen terbaru yang terbuka bahagian leher dan dadanya dari fesyen setengah lingkaran hingga fesyen berbentuk "V".
3. Berpakaian tapi Telanjang
Syaitan berbisik lagi, "Pakaianmu hanya begitu-begitu saja, cubalah fesyen yang lebih bagus! Banyak kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat agak ketat biar lebih indah dan cantik dipandang."
Maka tergodalah si wanita. "Mungkin tidak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya sahaja yang berbeza, agar nampak lebih feminin," begitu syaitan menokok-nambah.
Maka, jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi s.a.w sebagai kasiyat 'ariyat (berpakaian tapi telanjang).
4. Agak Terbuka Sedikit
Setelah para muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka syaitan datang lagi.
"Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, kerana sempit, kan lebih baik dibelah hingga lutut atau mendekati peha? Dengan itu kamu lebih selesa."
Lalu dicubalah idea baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai dari bahaian bawah hingga lutut atau mendekati peha ternyata lebih selesa dan mudah untuk duduk atau menaiki kenderaan.
5. Tudung Semakin Kecil
Kini syaitan melangkah dengan tipu daya lain yang lebih "power".
Tujuannya adalah agar para wanita menampakkan bahagian auratnya. "Oh, ada yang terlupa! Kalau kamu pakai baju sedemikian, maka tudung yang besar tidak sepadan lagi. Sekarang kamu cari tudung yang lebih kecil agar serasi dan sepadan. Orang tetap akan menamakannya tudung."
6. Terdedah
Si wanita ternyata selesa dengan fesyen baru yang dipakainya seharian. Syaitan datang memberi idea lagi. "Rambutmu sangat cantik. Bukankah lebih selesa jika tudungmu dilepaskan. Kamu bebas mencuba fesyen rambut yang pelbagai. Malah, kamu boleh mewarnakan mengikut warna yang kamu suka supaya kelihatan lebih menawan."
Maka, sekali lagi syaitan berjaya mempengaruhi si wanita supaya mendedahkan rambutnya.
7. Membuka Seluruh
Syaitan kembali berbisik, "Kalau langkah kakimu masih kurang selesa, maka cubalah kamu cari fesyen yang lebih menarik. Bukankah kini banyak skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya kira-kira 10 sentimeter sahaja. Nanti kalau kamu sudah biasa, baru cari fesyen yang di atas paras lutut"
Benar-benar bisikan syaitan telah menjadi penasihat peribadinya.
Maka terbiasalah dia memakai pakaian terdedah.
Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak bersalahan dengan agama?
Namun bisikan syaitan menyahut, "Ah, jelas tidak bersalahan. Kan sekarang zaman sudah semakin moden. Kamu hanya mengikut arus fesyen masa kini."
"Tetapi, apakah ini tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?" hati si wanita curiga.
"Fitnah? Ah, kalau kaum lelaki melihat bahagian tubuh wanita yang terbuka, malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini bererti sudah tidak ada fitnah lagi, kerana sama-sama suka?" syaitan menghasut.
Begitulah sesuatu yang seakan-akan mustahil untuk dilakukan.
Namun syaitan tidak pernah berhenti membisikkan hasutan-hasutan jahat sehingga ke saat kematian seorang anak Adam itu.
Hingga pada suatu ketika nanti akan muncul idea untuk mandi di kolam renang atau di pantai secara terbuka, di mana hanya dua bahagian sahaja yang ditutupi iaitu kemaluan dan buah dada!!!
Ingatlah, syaitan laknatullah hanya pandai menjanjikan kita dengan janji-janji palsu yang halus dan memikat, janji untuk keseronokan dunia, tetapi sebenarnya janji itu palsu dan racun yang mematikan! Nauzubillah...
POSTED BY JIHAD AL-QURANAT 8:20 PM FRIDAY, FEBRUARY 11, 2011
Tanda-tanda akhir / besar kiamat (alamat kubra)
Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”. Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”.Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. Hadith Riwayat Muslim
Keterangan hadith di atas
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah: 1 – Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir dan menyebabkan kepala mereka menjadi hitam seperti kepala kambing yang disalai atas bara api.
2 – Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya. Dia akan keluarl dari arah pertengahan antara Laut Syam dan Laut Yaman di Timur Tengah, mengaku sebagai Nabi Isa a.s, tuhan orang Kristian dan Bani Israel.
Nabi s.a.w. bersabda: “Dajjal akan muncul di suatu tempat di timur bernama Khurasan. Pengikutnya adalah manusia yang berwajah seperti perisai yang telah dipalu tukul.”;- [Riwayat Tirmidzi, Abwab al-Fitan, 2338, 6/495.]
3 – Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal. Ianya juga sebagai bukti besar Islam bahawa Dajjal adalah bukannya Nabi Isa a.s yang diwar-warkan sebagai tuhan Kristian dan Yahudi.
Turunnya Nabi Isa dari langit;- Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda; Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, sungguh amat dekat saat turunnya Isa putera Maryam di kalangan kamu sekelian yang bertindak sebagai seorang hakim yang adil. Ia akan memecahkan semua kayu palang salib, membunuh babi, melenyapkan pajak gadai dan pada waktu itu harta melimpah ruah, sehingga seorang pun tidak ada yang mahu menerima harta yang disedekahkan kepadanya, hingga satu sujud lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Kemudian Abu Hurairah berkata: ” Bacalah, jikalau engkau semua menginginkannya:” Tidak ada sama sekali dari golongan ahli kitab, melainkan mereka hanya beriman kepada Isa a.s. sebelum mangkat baginda iaitu setelah turunnya ke bumi dan sebelum tibanya hari kiamat. Pada hari kiamat Isa a.s. akan menjadi saksi atas semua orang.Isa a.s. mencari Dajjal;- Daripada Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi berkata, “Saya mendengar Abdullah bin Amr berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Dajjal itu akan keluar dari kalangan umatku, kemudian ia menetap selama empat puluh. Yang meriwayatkan hadis ini berkata: “Saya tidak mengerti apakah yang dimaksudkan itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun…” Selanjutnya baginda bersabda: “Allah mengutus Isa mencari Dajjal itu kemudian membinasakannya. Setelah itu manusia menetap seperti biasa selama tujuh 7 tahun. Tidak ada pertengkaran antara dua 2 orang (pada waktu itu umat manusia hidup dalam kerukunan;- (Riwayat Muslim).
Perang melawan Yahudi;- Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Hari Kiamat tidak akan tiba, sehingga (Kaum Muslimin) memerangi Kaum Yahudi, sehingga batu tempat orang Yahudi bersembunyi itu pun berkata: “Hai, Orang Islam! Ini ada orang Yahudi, bunuhlah!”;- Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim. Umat Islam Memusnahkan Orang-Orang Yahudi;-Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: ”Tidaklah akan berlaku qiamat, sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di sebalik batu dan pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata: “Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Kemarilah! Dan bunuhlah ia! “, kecuali pohon gharqad (semacam pohon yang berduri), kerana sesungguhnya pohon itu adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itulah ia melindunginya)”;- Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim.Nabi Isa a.s kemudiannya akan wafat di madinah.
4 – Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerosakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
Telah diriwayatkan bahawa, Rasulullah s.a.w telah masuk ke rumahnya dengan rasa ketakutan sambil berkata: ”Laa Ilaaha Ilallah, celaka bangsa Arab dari bahaya yang telah dekat, ini telah terbuka dinding Yakjuj Makjuj sebesar ini sambil melingkarkan jari telunjuk dengan ibu jarinya.
Zainab bin Jahsy bertanya: “Ya Rasulullah! Dapatkah kami binasa, padahal masih ramai solihin di antara kami?” Jawab Rasulullah s.a.w.: “Ya,! Jika telah banyak kejahatan.”;- Riwayat Muttafaq Alaihi.Tirai dinding Yakjuj Makjuj;- Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Nabi s.a.w bersabda: ”Allah telah membuka tirai dinding Yakjuj Makjuj sebesar ini; sambil melengkungkan jari telunjuk dengan ibu jari” - Hadith riwayat Muttafaq Alaihi
Hancurnya Yakjuj Makjuj dan seluruh isi alam menjadi sesuci salju dan melimpah ruahnya sumber rezeki dan kekayaan berkat doa Nabi Isa a.s.
Rasulullah s.a.w bersabda:- ”Maka hilanglah segala permusuhan dan benci-membenci di kalangan manusia dan hilanglah segala bisa dari keseluruhan binatang yang berbisa sehingga anak kecil memasukkan tangannya ke dalam mulut ular, maka ular itu tidak menggigitnya dan tidak ada apa-apa kemudharatan. Anak kecil boleh bermain dengan singa, bahkan serigala yang biasanya menerkam kambing akan terbalik seakan-akan menjadi anjing pemeliharanya. Bumi ini akan dipenuhi dengan keamanan dan keselamatan seperti mana dipenuhkan sesuatu bejana dengan air. Pendapat akan menjadi satu ( tiada perselisihan antara ummat) dan tidak disembah kecuali hanya Allah dan segala peperangan akan berhenti dan orang Quraisy kembali memegang tampuk kepimpinan (maksudnya kepimpinan Imam Mahdi)” - Hadith Riwayat Ibnu Majjah.Daripada Nawas bin Sam’an r.a. (dalam hadis yang panjang) berkata, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda;-”Maka dikirim oleh Allah, Yakjuj dan Makjuj; mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi. Barisan depan mereka melalui Danau Tibris, lalu mereka minum air Danau itu sampai habis. Kemudian barisan terakhir lewat pula di situ, lalu mereka mengusapkan: “Sesungguhnya di sini dahulunya pernah ada air.” Nabi Isa a.s. dan rakan-rakannya terkepung (sehingga kekurangan makanan), sehingga seekor kepala sapi (kepala lembu) bagi masing-masing mereka, lebih berharga dari seratus dinar bagi setiap orang di hari itu. Maka berdoalah Isa a.s. dan rakan-rakannya (supaya Yakjuj Makjuj binasa). Lalu Allah mengirim penyakit hidung pada kenderaan Yakjuj Makjuj, maka di waktu pagi mereka semuanya mati sekaligus. Kemudian Nabi Isa a.s. dan rakan-rakannya turun dari bukit dan didapatinya tidak ada tempat terluang agak sejengkal, melainkan telah dipenuhi oleh bangkai busuk. Maka berdoalah Nabi Isa dan rakan-rakannya kepada Allah (supaya bangkai busuk itu hilang), lalu dikirim oleh Allah burung-burung sebesar unta, maka diangkutnya bangkai-bangkai itu dan dilemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah, kemudian Allah menurunkan hujan lebat, yang tidak membiarkan sebuah rumah pun yang dibuat dari tanah liat dan bulu unta, lalu dibasuhnya bumi sehingga bersih seperti kaca. Sesudah itu kepada bumi diperintahkan; “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkatanmu!”Maka di masa itu, sekumpulan orang kenyang kerana memakan buah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka beroleh berkat, sehingga seekor unta bunting cukup mengenyangkan sekumpulan orang. Dalam keadaan demikian, ketika itu Allah mengirimkan angin melalui ketiak mereka. Maka diambilnya nyawa setiap orang beriman dan setiap orang Islam. Maka tinggallah orang-orang jahat, bercampur-baur seperti himar (tidak tahu malu). Maka di kala itu terjadilah kiamat” - Hadith Riwayat Muslim.Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:- “Sesungguhnya, Allah swt akan mengutus angin (yang lembut) yang datang dari negeri Yaman. Angin itu lebih lembut dari sutera. Ia tidak melalui seseorang yang beriman, walaupun imannya hanya ada sebesar biji sawi kecuali ia akan mematikannya”;- Hadith Riwayat Muslim.
5 – Binatang yang dipanggil ‘Dabbah’ akan keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah S.w.t. Ia muncul di waktu dhuha dan akan berbicara kepada setiap manusia. Binatang yang keluar sebagai tanda akan datangnya hari kiamat itu akan keluar dengan membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa a.s.Kemudian memberi semacam tanda kepada wajah orang mukmin dengan menggunakan tongkatnya dan memberi cap pada hidung orang kafir, dengan menggunakan cincin itu, sehingga orang-orang yang ahli tamu sama berkumpul yang satu mengucapkan “Hai orang mukmin!” dan yang lain mengucapkan “Hai orang kafir!”;- (Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).
Binatang itu akan keluar lalu memberi tanda kepada orang ramai di hidungnya. Orang-orang berkumpul ramai sekali, sehingga ada orang yang membeli binatang tersebut, pembeli itu ditanya: “Dari siapakah engkau membeli binatang ini?” Jawabnya: “Dari orang yang dicap hidungnya.”;- (Riwayat Ahmad)Dabbah ini juga akan menjadi guru kepada manusia kerana waktu itu manusia sudah tidak mendengar dan mempercayai firman2 Allah dan juga alim ulamak. Lihatlah betapa manusia waktu itu sudah buntu dan akhirnya Allah utuskan binatang untuk menjadi guru manusia. Diumpamakan seperti kisah Habil dan Habil, yang mana Allah utuskan burung gagak untuk memberi pelajaran tentang cara-cara menanam mayat manusia.
6 – Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya iaitu dari arah Barat. Maka pada saat itu Allah S.w.t. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa. Bermakna PINTU TAUBAT sudah tertutup. Ini kerana IMAN adalah KEYAKINAN, sedangkan apabila matahari sudah keluar dari barat itu bermakna sudah SAH akan kiamat. Maka iman di ketika itu hanyalah IMAN dalam terpaksa, maka IMAN sebegitu tidak lagi diterima oleh Allah S.w.t, na’uzubillah.
Contohnya sama seperti Firaun yang mengakui Allah itu Tuhan apabila nyawanya sudah sampai tenggorok iaitu ketika ajalnya sudah hampir (sakaratul maut) ketika dia tenggelam dalam laut Merah ketika mengejar Nabi Musa a.s dan kaum Bani Israel. Maka IMAN ketika itu sudah tidak diterima lagi kerana dia telah SAH akan mati.
Abu Hurairah r.a. berkata, “Nabi s.a.w. bersabda, : “Qiamat tidak akan tiba sehingga matahari terbit dari Barat. Manusia akan menyaksikannya, sesiapa yang berada waktu itu akan mempercayainya tetapi itulah masanya dimana “…tidaklah bermanfaat Iman seseorang bagi dirinya yang belum beriman sebelum itu.” ;- [Riwayat Bukhari, Kitab al-Tafsir, 6/73].Tidak akan terjadi Hari Kiamat, sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya (Maghrib / Barat). Apabila matahari terbit dari tempat terbenamnya, manusia semuanya beriman. Maka di waktu itu, iman seseorang tidak berguna bagi dirinya yang tadinya belum pernah beriman, juga bagi mereka yang belum pernah berbuat baik dalam berimannya;- (Riwayat Muslim).
Begitulah sistem alam ini akan menjadi tidak seimbang dan semakin kacau-bilau apabila hampir kepada kebinasaannya, sama lah seperti manusia yang menghampiri saat2 kematiannya, akan berlaku lah ketidak-seimbangan dan kacau bilau dalam sistem tubuhnya.
7 –Gempa bumi di Timur.
8 – Gempa bumi di Barat.
9 – Gempa bumi di Semenanjung Arab.
10 – Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman.Keluarnya api dari Hijjaz menghalau manusia pada masa itu dari arah selatan Yaman ke utara negeri Syam, maka ketika itu Malaikat Israfil akan meniup sangkakala, tiupan yang pertama yang mengejutkan ke semua orang yang berada pada hari itu. Di hari itu orang ramai tidak sempat berurusan dengan urusan masing-masing. Mereka akan dikejutkan dengan tiupan yang keras sekali, yang menderu di udara sehingga semua orang akan tercengang ke langit mendengarkannya.
Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah beliau turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merosakkan sistem alam cakerawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.
Beberapa kejadian lain
- Rosaknya Kaabah ( Baitullah ). Rosaknya Kaabah;- Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:Akan ada orang yang merobohkan Kaabah, iaitu seorang yang berbetis kecil dari Habsyah (Ethiopia);- (Riwayat Muttafaq Alaih). Kaabah diruntuhkan;-Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:- “Ka’bah akan dihancurkan oleh orang Habsyah (orang Negro) yang bergelar “Dzus-Suwaiqatain” (orang yang kedua-dua betisnya kecil) dan ia akan merampas segala perhiasannya dan melucutkan kelambunya. Seakan-akan terbayang di hadapan mataku keadaan seorang yang botak, bengkok sedikit sendi-sendinya. Ia memukul-mukul Ka’bah itu dengan besi penyeduk dan kapak besar”;- (H. Riwayat Imam Ahmad).
Lenyapnya Al-Quran dari Mushaf dan hati (Al-Quran diangkat)Al-Quran Akan Hilang Dan Ilmu Akan Diangkat;-Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. berkata, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: ”Islam akan luntur (lusuh) seperti lusuhnya corak (warna-warni) pakaian (bila ia telah lama dipakai), sehingga (sampai suatu masa nanti) orang sudah tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, dan apa yang dimaksudkan dengan sembahyang dan apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadat) dan apa yang dimaksudkan dengan sedekah. Dan al-Quran akan dihilangkan kesemuanya pada suatu malam sahaja, maka (pada esok harinya) tidak tinggal dipermukaan bumi daripadanya walau pun hanya satu ayat.Maka yang tinggal hanya beberapa kelompok daripada manusia, di antaranya orang-orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya mampu berkata, “Kami sempat menemui nenek moyang kami memperkatakan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengatakannya juga”. Maka berkata Shilah (perawi hadis daripada Huzaifah), “Apa yang dapat dibuat oleh La ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak memahami apa yang dimaksudkan dengan sembahyang, puasa, nusuk, dan sedekah”? Maka Huzaifah memalingkan muka daripadanya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu. Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhirnya Huzaifah menjawab, “Kalimat itu dapat menyelamatkan mereka daripada api neraka” (Huzaifah memperkatakan jawapan itu tiga kali)”- Hadith Riwayat Ibnu Majah.
Mengenai Manusia Yang Hidup Di Ambang Qiamat;- Abdullah ibn Mas’ud r.a. berkata, “Daku telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Kefasihan boleh memukau; manusia yang akan merasai qiamat semasa hidup ialah manusia yang terjahat dan mereka yang menjadikan kubur sebagai masjid.” ;- [Riwayat Ahmad, Musnad, 3/268]. Peristiwa-peristiwa Di Ambang Qiamat;- Telah diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri r.a., Nabi s.a.w. bersabda, : “Halilintar serta petir akan sering berlaku menjelang Qiamat sehingga seorang akan bertanya kepada orang ramai, “Ada sesiapa di antara kamu yang dipanah petir pagi tadi?” Maka disahut, “Si fulan dan fulan telah kena panah.”” ;- [Riwayat Ahmad, Musnad, 3/64,65].Abu Hurairah r.a. berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, : “Qiamat tidak berlaku sehingga datang hujan lebat yang merosakkan sekelian tempat kediaman kecuali khemah-khemah.” ;- [Riwayat Ahmad, Musnad, 2/262]. Sabda Rasulullah s.a.w;- “Tidak terjadi kiamat itu sehingga orang bersetubuh (berzina) seperti bersetubuh keldai di tengah jalan.”- (H.Riwayat Ibnu Hibban).
Abu Hurairah r.a. berkata bahawa beliau dengar Rasulullah s.a.w. bersabda,: “Qiamat tidak akan berlaku sehingga punggung wanita-wanita Dhaus mengelilingi Zul-Khalasah.”;- [Riwayat Bukhari, Kitab al-Fitan, 8/182]. *** Dhaus ialah suatu kaum di Yaman. Zul-Khalasah ialah rumah berhala di zaman Jahiliyyah. Mereka percaya sesiapa menyembah atau mengelilinginya akan disucikan (khallasa). Hadith ini bererti kaum itu akan murtad dan kembali menyembah berhala sehingga wanita mereka menyembah dan mengelilinginya dengan menggoyang-goyangkan tubuh mereka. Jika keadaan sudah jadi seperti ini, maka kiamat bila-bila masa boleh terjadi. Kiamat diumpamakan seperti:- “Seperti perempuan yang mengandung yang sudah cukup bulan. Keluarganya tidak tahu bilakah mereka akan dikejutkan dengan kelahiran anak yang dalam kandungannya, sama ada di waktu malam atau siang”;- (H.Riwayat Ahmad).
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
Adapun orang yang melampaui batas,
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, bilakah terjadinya
Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu petang atau pagi hari.” Surah An Naazi’aat : Ayat 34 – 46Rujukan :
1 – AlQuran
2 – Ceramah Tanda Besar Kiamat oleh Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat
POSTED BY JIHAD AL-QURANAT 8:27 PM FRIDAY, FEBRUARY 11, 2011
kesian kita kalau lepas mati tiada amalan, jadi bangkai juga.. pasal, roh dan jasad tidak sebati lagi...sebab tu ramai yg jadi bangkai lepas mati, macam haiwan, mati jadi bangkai..pasal tak tau amalan apa nak buat, sebab apa jadi bangkai, sebab roh tidak mahu kembali kejasad, rosaklah jasad dimakan ulat. lagi...sebab tu ramai yg jadi bangkai lepas mati, macam haiwan, mati jadi bangkai..pasal tak tau amalan apa nak buat, sebab apa jadi bangkai, sebab roh tidak mahu kembali kejasad, rosaklah jasad dimakan ulat...
Didalam alquran sudah dijanjikan pelihara dan berbahgia kepada orang mukmin.. allah janji pelihara dunia dan akhirat serta berbahgia pula.. kalau dah jadi bangkai tu maksudnya tidak dapat pelihara allah..allah tidak menipu dalam menyebut memelihara dan berbahgia kepada hambanya? tetapi manusia yg suka menipu diri mereka sendiri..
Amal ini bukan bab amalan jasad, jasad sudah tidak bergerak, tetapi roh tidak mati, roh ini yg nak beramal...dimana tempat dia nak beramal, sudah pasti tempah yg dulu dicintainya..iaitu kalbun yg ada pada jasad tadi...
Bab amal ketika dalam kubur ini ,bukan bab amal untuk dapatkan pahala, ini amalan kalbun mukminin, kecintaan hati kepada penciptanya.. hati yg kekal mencintai allah..sudah berkilau dengan kalimah allah sebab masa hidupnya sentiasa mengingati dan menyebut ALLAH.. itu yg dikatakan kuburnya terang..
Kita perhatikan kenapa kalau kita kekubur disuruh bagi salam? org dalam kubur tu kan dah mati.. artinya org didalam kubur masih menjawabnya..itu juga sebahgian amalan... kenapa rasullullah telah wafat, setiap kali kita berselawat, baginda menjawabnya? kan rasullullah dah wafat, nak buat apa selawat lagi, itu amalan baginda..itu tanda nya org yg mati, itu bukan lah mati betul2, mereka mendengar, melihat, merasa, dan mampu beramal...
Allah lah yg mengetahui ilmu ghaib, dan sedikit dari manusia ini yg mengetahuinya, iaitu org2 yg dikehendakinya dengan jalan hidayah..
zikrullah, hati sebut ALLAH itu kekal selamanya..kerana allah kata nak jadi manusia wajib ada zikrullah... yg nak masuk syurga itu manusia, bukan haiwan..maka kene ada amalan jadi manusia..
"iqraq bismirabbikal lazi kholak, kholakal insan namin alak" sebutlah nama allah yg menjadikan,(semua makhluk) tetapi, dia menjadikan manusia dari hati"..iaitu hati tempat sebut nama allah tadi..
Sebab itu allah kata kalau kamu tidak tahu tanyalah Ahli zikir.. allah tak tulis dalam alquran tu, tanya ustaz? Allah tak suruh tanya org yg berilmu(tanpa hidayah).. Pasal org berilmu ini ilmunya ikut nafsu, rasullullah mengajar dgn ilmu hidayah.. "maka tanyalah kepada Ahli zikir sekiranya kamu tidak mengetahui" al-anbiya : 7..
Nak jadi ahli zikir bukan boleh blajar di mesir 5-6 tahun, bukan boleh dapat di UIA 3-4 tahun, kene berzikir puluh-puluh tahun.. rasullullah sendiri duduk dalam gua hiraq 15 tahun..zikir semata....sebab tu sampai hari ini umat islam makin jauh tersesatnya..mati masih jadi bangkai, hidup dapat ditikam orang, dirompak, tidak mendapat pelihara allah.
Ingat satu je..setinggi-tinggi ilmu, ilmu masih boleh ditakluki nafsu.. tinggi mana seseorang ulama itu belajar bukan ukuran ,tetapi sejauh mana hidayah yg telah diterima oleh seseorang ulama itu.. adakah hidayah yg kekal, atau hidayah sementara..
selagi tiada ilmu hidayah, tak boleh menjadi ustaz/ulama.. kalau kita lihat dalam alquran dan kira berapa ayat allah beri amaran kepada orng yg berdusta dengan ayat-ayat allah? (org yg memutar belitkan alquran?) bukan satu -dua ayat, beratus-ratus ayat.. itulah tanda org yg memutar belit alquran itu ramai, ramai ulama, ustaz, kitab yg menipu..terlalu ramai.. yg betul itu sedikit..allah dah firman "hanya sedikit kamu beriman"... dan allah dah berfirman "sebaik-baik golongan(orang yang beriman dari segi jumlah dan keimanan) adalah dizaman rasullullah.. maksudnya kalau zaman rasullullah sahabat ada 500 org, hari ini yg beriman itu tidak akan capai pun jumlahnya 500 orang dalam dunia ini.
Kalau jumpa ustaz/ulama, minta ajarkan ilmu pelihara allah.nak buat apa solat, puasa, zakat haji kalau mati jadi balik jadi bangkai, tidak mendapat pelihara allah..? itu lah solat, puasa, zakat, org-orang fasiq- munafik dan musyrik..
Bagaimana nak tau kita mendapat pelihara allah atau tidak? kalau kita makan kuih manis, ada tak rasa manisnya? kalau makan kuih hangit ada tak pahitnya? nampak tak manis dan pahit? tak nampak..tapi ktia tahu? ye kita tahu..ilmu allah itu banyak yg ghaib2..cuma bukan semua orang yg dapat..tapi ilmu itu ada..belajarlah..
sebab tu mencari ilmu itu wajib..tapi ilmu yg bagaimana? ILMU IMAN YG WAJIB BELAJAR..
Dalam ilmu iman terkandung ilmu roh, ilmu nafsu, ilmu amal syahadah..kalau tak tau ilmu roh, sampai tua solat tak diterima..
"sesunguhnya berjayalah orrg yang mensucikan dirinya." al-a`la ayat 14. siapa diri itu, itu lah roh.. roh kene kenal dulu..allah tidak boleh kita kenal dia bukan makhluk, tapi allah ciptakan makhluk yg kita boleh kenal... "mensuci" ini tasauf.. nak cuci dengan apa? baca alquran banyak2 tu cuci gigi je, tapi memahami alquran itu cuci hati.. bagai mana pula nak cuci batin hati? (kalbun - tempat roh) bab sufi, ini pun wajiblah tau. sket je allah jawab "dan yg menyebut2 nama tuhannya(ALLAH) bukan sebut 99 nama sifat, atau bukan selawat, atau tahmid, tasbih, tapi allah kata yg sebut nama dia ..(ALLAH)...baru lah kusyuk solatnya " al-a'la:15
nak jadi orang beriman, tapi ilmu iman tak mau cari... jemaah solat ada, jemaah ramadhan ada, jemaah haji ada, tapi mana jemaah iman?
"demi masa, sesungguhnya manusia didalam kerugian, melainkan orang BERIMAN dan baru beramal soleh.. solat rugi, puasa rugi, zakat rugi, sedekah rugi, kahwin rugi, semuanya rugi kalau tiada IMAN...
Kecintaan manusia kepada hidup dengan berbagai bentuk keseronokannya pada lazimnya boleh menimbulkan perasaan ' takut kepada mati ' , cenderung kepada keinginan untuk hidup lama, harapan kepada umur yang lebih panjang, bahkan seandainya dibolehkan mahulah ia memiliki umur ratusan hingga ribuan tahun lamanya.
Sebaliknya terdapat beberapa keterangan yang memberikan gambaran akan adanya di antara hamba-hamba Allah yang dianugerahkannya ketenangan di dalam menghadapi maut ( kematian ).
Adapun perkara-perkara yang memungkinkan adanya ketenangan di dalam menghadapi maut adalah meliputi hal-hal berikut :
Pertama : Apabila hati seseorang telah mencapai tingkatan kesucian dengan pengisian sikap- sikap yang mahmudah ( yang terpuji ) dan menjauhkannya daripada sikap-sikap mazmumah (yang keji).
Kedua : Apabila hidup seseorang difokuskan dan dipersembahkan semata-mata kerana Allah Swt.
Ketiga : Apabila seseorang ada persiapan bekalan semaksimum mungkin, berupa amalan-amalan solih, taqwa kepada Allah swt.
Keempat : Apabila seseorang ada kesedaran bahawa kematian itu sebenarnya adalah masa-masa rehat ( istirehat ) daripada penat lelah daripada kesibukan bagi orang-orang solih.
Kelima : Apabila seseorang telah dapat menyelesaikan segala pertanggungjawaban dan perkara-perkara yang berkaitan dengan sesama manusia, misalnya perjanjian, hutang piutang dan sebagainya.
Keenam: Apabila seseorang memiliki sikap husnuz-zan ( berbaik sangka ) kepada Allah, bahawa Ia akan menghulurkan keampunanNya, dan sebaliknya Ia memberi rahmat dan kasih-sayangNya.
Ketujuah : Apa seseorang ada kesedaran bahawa kehidupan dunia ini hanyalah satu perhiasan sementara, dan akhirat jualah kehidupan yang lebih kekal dan abadi.
Kelapan: Apabila mahabbah ( cinta ) dan syauq ( rindu ) seseorang itu terhadap Allah swt. telah bersemi di dalam hatinya.
Kesembilan : Apabila seseorang itu telah terhibur dengan berita gembira ( busyra) berupa syurga yang dijanjikan oleh Allah swt. kepada orang-orang yang beriman dan beramal solih, yang mana didalamnya tersedia berbagai macam kenikmatan dan kesenangan yang abadi.
by Umi Kalsom on Friday, February 11, 2011 at 6:27pm
Sahabat yang dirahmati Allah, Setiap makhluk diciptakan Allah berpasang-pasangan. Begitu juga Allah S.W.T.. menciptakan manusia ada lelaki dan wanita. Kedua-duanya saling memerlukan antara satu sama lain.Oleh itu Islam menggalakkan umatnya mengikat tali perkahwinan yang sah supaya akan melahirkan zuriat keturunan. Nabi S.A.W. merasa bangga apabila melihat umatnya ramai di hari akhirat nanti, berbondong-bondong masuk ke syurga. Perkahwinan adalah Sunnah Nabi S.A.W. dan baginda tidak mengaku sebagai umatnya apabila ada di kalangan mereka enggan berkahwin tanpa mempunyai alasan yang dibenarkan oleh syarak.
Persoalannya adalah bagaimana seorang muslim dapat mengenalpasti ciri muslimah sebelum berkahwin, kerana ia diperintahkan untuk menundukkan pandangan (shaddul bashar) terhadap wanita? Seorang yang soleh akan tetap menjaga ketinggian akhlak dan mengelakkan perhubungan yang tidak diizinkan syarak.
Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud : “Nikah itu adalah sunnatku, maka barangsiapa yang benci kepada sunnatku, nescaya telah membenci aku.”
Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud : ”Ambillah isteri, kerana beristeri lebih membuka pintu rezeki bagi kamu.” (Hadis Riwayat Thusiy)
Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud : “Barangsiapa yang mampu untuk berumahtangga, maka hendaklah ia berkahwin kerana yang demikian itu dapat memelihara mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa kerana puasa itu adalah dapat menahan keinginan (hawa nafsu).”
Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : “Jika yang datang meminang kepada kamu orang yang kamu percaya tentang agamanya dan amanahnya, maka sebaik-baiknya kamu kawinkanlah saja. Jika tidak, dikawatirkan akan menjadi fitnah di atas muka bumi dan kecelakaan yang besar.”
Sahabat yang dimuliakan, Terdapat beberapa perkara yang perlu diperhatikan bila memilih jodoh.
1. Mengetahui akhlak dan tingkahlaku muslimah dalam kehidupan harian.
Kehidupan harian yang dilalui setiap individu yang beriman dan beramal soleh digambarkan melaliu ciri-ciri berikut iaitu :
a. Ibadah yang khusyuk.
b. Berpakaian menutup aurat yang sempurna.(menutup seluruh tubuh melainkan muka dan dua tapak tangan).
c. Cara percakapannya tidak dibuat-buat (mengada-ngada).
d. Menjaga pandangannya (tidak melingas matanya memandang, terutamanya melihat pemuda yang bukan mahramnya).
e. Bergaul dengan semua muslimah dengan akhlak yang baik.
Dari Abu hurairah bin Amr bin Ash r.a., Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : ”Dunia ini laksana perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri yang solehah.”
Firman Allah S.W.T. yang bermaksud : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula”. (Surah an-Nur ayat 26)
Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud : “Wanita itu dikawini kerana hartanya atau kecantikannya, keturunannya atau agamanya, maka hendaklah kamu memilih yang mempunyai agama yang kukuh, nescaya kamu akan bernasib baik.”
Dari hadis Rasulullah S.A.W. di atas, ada empat kriteria utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jodoh, iaitu:
(1) Agama
Hendaklah isteri itu seorang yang solehah dan berpegang teguh kepada agama. Termasuk ke dalam kategori agama adalah baik budi pekertinya, akhlaknya. Inilah sebaik-baik pilihan.
(2) Kecantikan
Manis atau cantik rupanya; ini juga sering dituntut oleh orang kerana dengannya akan terpelihara diri dari mencari yang lain, sebab tabiat manusia biasanya tiada puas dengan isteri yang buruk rupa. Jika disebutkan supaya memilih yang teguh agamanya bukanlah bererti melarang memilih yang cantik rupanya.
(3) Keturunan baik
Hendaklah wanita itu dari golongan keturunan yang baik, maksudnya dari kaum yang terkenal menjaga urusan agamanya dan termasyhur dengan perjalanannya yang lurus. Sebab wanita dari rumahtangga yang seumpama itu akan memelihara dan mendidik anak-anaknya pada jalan yang diredhai oleh Allah dan Rasul-Nya.
(4) Harta
Ada juga yang memilih jodoh kerana calon isteri atau suami mempunyai harta yang banyak. Inipun tidak dilarang. Tetapi sebaik-baik pilihan adalah kerana agama. Janganlah harta menjadi perkara yang paling penting dalam urusan pemilihan calun isteri kerana harta akan habis dan harta juga boleh menyebabkan seseorang lupa pada tanggungjawabnya kepada Allah jika tidak diuruskan dengan baik.
Pertimbangan lain (dari Bimbingan Mukmin, Imam al Gazali )
Imam al Ghazali r.a. dalam bukunya “Bimbingan Mukmin” menuliskan beberapa tambahan kriteria dalam hal memilih jodoh.
• Masih Gadis
Sebaiknya calon isteri itu seorang gadis untuk lelaki yang bujang. Jika lelaki itu sudah berkahwin tidak ada masaalah mengawini janda.
Berkata Rasulullah S.A.W.kepada Jabir yang baru berkahwin dengan seorang janda: “Mengapa tidak berkahwin dengan gadis yang boleh engkau bergurau senda dengannya.”
• Bukan keluarga yang dekat
Hendaklah wanita itu bukan dari kerabat yang dekat, sebab yang demikian itu akan mengurangkan syahwat. Berkahwin dengan kaum kerabat juga tidak meramaikan persaudaraan dengan umat Islam yang lain sedangkan Islam mengalakkan meramaikan hubungan persaudaraan kekeluargaan.
• Ringan maskawin dan hantaran tidak terlalu tinggi.
Rasulullah S.A.W. memberi cara mudah bagi laki-laki untuk mengetahui akhlak calon isterinya dengan mengetahui besar kecil mas kawin yang dimintanya. Seorang wanita yang kuat agamanya tentu tidak akan membebani calon suaminya dengan mas kawin yang mahal harganya. Tetapi dia akan menunjukkan jalan bagi suaminya jalan yang mudah untuk segera menikah.
Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud : ”Sebaik baik wanita yaitu yang paling murah permintaan mas kawinnya.” (Hadis Riwayat Thabrani)
Dalam zaman sekarang ini masaalah yang besar di alami oleh pasangan yang ingin berkahwin adalah kerana kos perkahwinan yang tinggi dan hantaran yang ditetapkan oleh pihak wanita juga tinggi, akibatnya ramai yang membujang dan telah membuka ruang pintu perzinaan kerana hajat mereka untuk berkahwin telah dihalang dengan hantaran yang tinggi. Oleh itu umat Islam perlulah merubah budaya adat yang meletakkan hantaran yang tinggi dan cuba meringankan beban pihak lelaki dengan meletakkan kos hantaran yang paling berpatutan.
Tidak mandul.
Hendaklah ia mengetahui, bahwasanya wanita itu dapat melahirkan anak, kiranya diketahui kemandulannya atau dapat diketahui pihak wanita mengalami ketumbuhan dirahimnya atau menghidapi barah pangkal rahim maka ikut kebiasaannya penyakit tersebut menyebabkan kesukaran untuk mengandung, maka hendaklah ia menahan diri dari berkawin dengannya.
Langkah-langkah menemukan jodoh.
1. Langkah utama adalah berdoa, memohon kepada Allah S.W.T, kerana Dialah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan .
Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Wahai sekalian manusia! bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu (bermula) dari diri yang satu (Adam), dan yang menjadikan daripada (Adam) itu pasangannya (isterinya - Hawa), dan juga yang membiakkan dari keduanya - zuriat keturunan - lelaki dan perempuan yang ramai. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu selalu meminta dengan menyebut-nyebut namaNya, serta peliharalah hubungan (silatur-rahim) kaum kerabat kerana sesungguhnya Allah sentiasa memerhati (mengawas) kamu." (Surah an-Nissa ayat 1)
Permohonan kepada Allah S.W.T. dengan meminta jodoh yang diredhai-Nya, merupakan keperluan penting manusia kerana kejayaan manusia mendapatkan jodoh berpengaruh besar dalam kehidupan dunia dan akhirat seseorang.
2. Harus berikhtiar. Ada beberapa cara untuk mendapatkan jodoh, dengan tetap berpegangan kepada syariat Islam:
1- Melalui orang tengah, antara lain :
a- Orang tua.
Seorang muslim atau muslimah dapat meminta orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan menyebut kriteria yang ia inginkan. Pada masa Nabi s.a.w. baginda dan para sahabat-sahabatnya segera mengawinkan anak perempuan mereka.
b- Guru (pendidik).
Seorang muslim dan muslimah tidak ada salahnya untuk minta tolong kepada gurunya agar dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Ini adalah salah satu upaya dalam mencari jodoh.
c- Sahabat dekat.
Seorang muslim atau muslimah dapat meminta kepada sahabat dekatnya untuk dicarikan jodoh. Sebagai gambaran, kita melihat perjodohan antara Nabi S.A.W. dengan Khadijah r.h.
Dimulakan dengan tertarik dan minat Khadijah r.h kepada pribadi baginda yang pada saat itu menjadi usahawan pada perusahan perniagaan yang dipegang oleh Khadijah r.h. Melalui Nafisah sebagai orang tengah akhirnya Nabi s.a.w.mengawini Khadijah r.h.
Sahabat yang dikasihi, Terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diambil sebelum perkahwinan
1. Disunnatkan melihat bakal isteri sebelum berkawin,
Sabda Rasulullah S.A.W. maksudnya : “Apabila Allah telah mentakdirkan cinta dalam diri seseorang dari kamu, hendaklah dia melihat kepadanya (wanita) kerana yang demikian itu lebih terjamin untuk mengeratkan perhubungan antara keduanya.”
Dalam hal ini berdua-duaan dilarang dalam ajaran Islam. Bukankah berdua-duaan itu sama saja dengan mendekati zina. Jika masing-masing sudah sesuai maka segera saja melamar dan meneruskan perkahwinan.
2. Pertunangan (Khitbah)
Khithbah adalah meminang (melamar) yaitu permintaan seorang laki-laki kepada anak perempuan orang lain untuk dikahwini, sebagai pendahuluan pernikahan, namun belum berupa aqad nikah. Pertunangan merupakan permintaan dan janji untuk mengadakan perkahwinan.
Dalam melakukan pertunangan ini perlu diperhatikan adab-adabnya, antara lain :
- Tidak boleh (haram) meminang pinangan orang lain.
Umar bin Khattab berkata dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim : Nabi s.a.w. melarang sebagian kamu menawarkan atas penawaran sebagian yang lain, dan tidak boleh seseorang meminang pinangan saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau mengizinkannya.
- Peminang (laki-laki) tetaplah orang lain bagi wanitanya (bukan mahram).
Oleh kerana pertunangan ini bukanlah aqad nikah, maka status peminangan masih tetap sebagai orang lain bagi yang dipinang (bukan mahram), dan tidak diperkenankan untuk berkhalwat atau berdua-duaan.
- Dianjurkan menemui dan memberi hadiah.
Pertemuan yang sopan bagi laki-laki yang meminang dan wanita yang dipinang ialah dengan kehadiran mahram wanita, karena hal tersebut akan menambah kemudahan untuk saling mengenal. Dengan pemberian hadiah dari peminang kepada wanita yang dipinang diharapkan akan mempererat lagi tali silaturrahim di antara mereka.
Sahabat yang dikasihi, Marilah kita melaksanakan cara Islam dalam kita mencari jodoh. Buangkanlah cara-cara barat atau jahiliah yang tidak mementingkan tata susila dan adab-adab Islam. Jauhilah cara-cara atau perbuatan yang boleh membawa kepada menghampiri zina kerana Allah S.W.T melarang hamba-Nya untuk mendekati zina.
Perbutan menghampiri zina (takrabul zina) ini cukup jelas di firmankan oleh Allah S.W.T. di dalam al-Quran surah al-Israk ayat 32 yang bermaksud : "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan."
Nabi S.A.W bersabda maksudnya : “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan perempuan yang tidak ada bersamanya mahramnya, (kerana) sesungguhnya syaitan adalah orang ketiga bersama kedua mereka itu.” (Hadis riwayat Ahmad)
by Abu Basyer on Friday, February 11, 2011 at 11:15pm
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.
Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ...ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang.
Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW.
Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! “katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”
Kami pun keluar dari kapa satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya.
(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit..