Friday, December 31, 2010
Thursday, December 30, 2010
Perang Cerdas Modal Hamas
Perang Cerdas Modal Hamas |
, Hari Sabath (Sabtu), hari yang dikuduskan kaum Yahudi diingkari sendiri oleh tentara Israel. Di hari larangan membunuh, bepergian, dan berdagang itu, pasukan darat negeri zionis resmi menyerang Gaza, Palestina. Mereka disambut meriah dengan rudal-rudal jarak dekat pejuang Hamas (Haraqah Al Muqawamah Al Islamiyah, Gerakan Perlawanan Islam). Pemimpin Hamas Khalid Misyal dari pos komandonya di Syiria sudah memerintahkan setiap pejuang Hamas melawan. Khalid menjanjikan neraka bagi setiap tentara Israel yang menginjak tanah Gaza. Mengapa Hamas begitu berani ? Padahal, dari hitung-hitungan matematika pertahanan, kekuatan dua pasukan sangat timpang. Bagai bumi dan langit. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) setidaknya berkekuatan 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan). Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel. Untuk pertahanan anti serangan udara, mereka mengandalkan rudal Rayyan, modifikasi dari rudal SA-7 Rusia yang dulu digunakan Hizbullah (Lebanon) untuk merontokkan helikopter dan UAV Israel. Tak Percaya Statistik Tapi, Hamas memang tak pernah percaya statistik. Apalagi cuma di atas kertas. Buktinya, sejak didirikan Syekh Ahmad Yasin pada 14 Desember 1987, Hamas terus membesar. Untuk melawan Israel, Hamas membentuk sayap militer Brigade Izzudin Al Qassam. Anggotanya harus melalui seleksi superketat. Mereka diambil dari pemuda-pemuda yang lulus ujian akhlak dan keimanan. Para recruiter Al Qassam, misalnya, akan mencari calon pejuang dari jamaah salat Subuh di masjid-masjid Gaza dan seluruh kawasan Tepi Barat. Pemuda yang tak pernah ketinggalan salat Subuh berjamaah adalah bibit terbaik prajurit Hamas. Jadi, pemuda Palestina yang suka merokok, apalagi bau minuman keras, jangan harap bisa diterima sebagai personel Al Qassam. Prajurit ikhlas dan bebas maksiat memang jadi modal utama. Sebab, Hamas yakin kemenangan tak semata-mata hitungan senjata, tapi juga faktor "langit". Mereka percaya dengan perlindungan malaikat yang sudah tahu siapa yang bakal unggul. Seperti saat 300 prajurit Nabi Muhammad sukses melawan 1.300 musuh dalam Perang Badar (2 Hijriah). Sikap itu buah didikan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan Hasan Al Banna di Mesir pada 1948. Syekh Yasin adalah kader IM sejak dipenjara karena ceramahnya pada 1965. Di penjara, putra Palestina asli kelahiran Desa Jaurah, 20 kilometer utara Gaza 1936 itu, bergabung dengan cabang IM Palestina yang berdiri pada 1935. Yasin syahid diterjang rudal Israel pada subuh, 22 Maret 2004. Maka, pola latihan Al Qasaam juga pengembangan dari Nizham Khash (Biro Khusus) IM yang dibentuk di Kairo, Mesir, 1940. Pada perang Arab-Israel pertama 1948, Nizham mengirim 3.000 prajuritnya melawan Israel. Nizham juga berperan dalam perang Terusan melawan Inggris, 1951. Dalam aktivitas keseharian, Nizham memakai sistem sel tertutup. Satu anggota tak mengenal anggota lain, kecuali dalam satu usroh (grup) yang terdiri atas tujuh sampai 10 orang. Dalam kitab At Tarbiyah As Siyasiyah 'Inda Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin karangan Utsman Abdul Mu'iz Ruslan (diterjemahkan Era Intermedia, Solo, 2000) halaman 575-583, latihan Nizham dijabarkan dengan detail. Di antaranya, mereka mempelajari bela diri, senjata api, perang gerilya, bom dan bahan peledak, topografi, menyelam, serta infiltrasi (penyusupan) militer. Mereka juga ahli ilmu sandi, terlatih memublikasikan selebaran (propaganda) dan punya data semua institusi Yahudi di Mesir dan Timur Tengah. Selain itu, anggota Nizham mempelajari tafsir Alquran, menghafal 40 hadits Imam Nawawi, berpuasa sunah, dan disiplin membaca Alquran minimal 1 juz per hari. Sistem Nizham ditiru Al Qassam. Bekal mental penting karena tiap hari mereka diburu pasukan khusus Israel, Sayerat Matkal. Tapi, kematian memang jadi slogan impian tiap anggota Hamas (as syahid asma' amanina). Yang sudah meraihnya akan di-upload di situs resmi www.alqassam.ps. Selain operasi militer, Hamas berhadapan dengan agen intelijen terhebat sedunia HaMossad leModi'in uleTafkidim Meyuhadim (Mossad). Guru MI5 Inggris dan CIA itu amat piawai menyaru rupa. Seorang agen Mossad bisa tampil bersurban dan berjenggot laksana Syeikh, tapi berceramah tentang hidup damai bersama Israel. Agen Mossad juga bisa tampil perlente layaknya Bernard Madoff, konglomerat perayu kelas kakap yang sukses menciptakan krisis finansial dunia. Senyum manis ditambah taburan dolar bisa membuat politisi parlemen dan berbagai faksi politik lain di Palestina pecah belah teradu domba. Untuk melawan Mossad, Hamas mengandalkan dukungan total dari rakyat Palestina. Hamas memang tinggal bersama mereka. Hamas membantu rakyat saat krisis pangan, menjadi guru madrasah anak-anak mereka, dan membangun terowongan jalur penyelundupan bawah tanah Rafah (Mesir)-Gaza agar bayi-bayi Palestina punya susu untuk diminum. Hamas juga santun kepada 3.000 warga Kristiani di Gaza. Tak heran, dalam pemilu pada 25 Januari 2006, Hamas meraup suara terbanyak. Mereka juga punya koneksi gerakan di luar negeri yang solid. Ulama Hamas Dr Nawwaf Takruri, dosen Universitas An-Najah Nablus, bahkan pernah berceramah di Masjid As Syukur, 200 meter sebelah selatan kantor Graha Pena, Jawa Pos, Jakarta pada November 2007. Dalam perang kali ini, mereka juga dibantu faksi jihad lain di Gaza. Karena itu, banyak pengamat militer menilai agresi ini bakal sambung menyambung sepanjang 2009. Sebab, kader-kader Hamas di Palestina dan seluruh dunia sudah berjanji tak akan mengerek bendera putih. Mereka yang hanya punya batu akan terus melempar, roket akan terus diluncurkan, dan senjata-senjata selundupan sudah terkokang. Mereka yang tak bisa datang ke medan perang, akan menyumbang harta, tulisan propaganda, dan doa-doa sepanjang malam. PM Israel Ehud Olmert, Menhan Ehud Barak, dan Menlu Tzipi Livni, tampaknya bakal gigit jari lagi. |
Wednesday, December 29, 2010
Tuntutan Solat Berjemaah
Tuntutan Solat Berjemaah
Solat Berjemaah
Petikan dari Buku Sunnah Rasulullah SAW Tentang Solat karangan Dr Mahfuz Ibrahim Farj
Digalakkan mengerjakan solat berjemaah kerana di dalam jemaah akan terjalin hubungan antara solat seseorang dengan imamnya. Perintah berjemaah dijumpai di dalam Al-Quran, AI-Hadis dan ijmak ulama.
Firman ALlah s.w.t; maksudnya:-
Dan apabila engkau berada di tengahtengahmereka (sahabatmu), lalu engkau hendak mendirikan solat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan daripada mereka berdiri (solat) bersamamu.(An-Nisaa 102)
Ayat itu menerangkan cara mengerjakan solat berjemaah di dalam keadaan perang. Jikalau di dalam keadaan perang atau darurat pun masih dijuga disuruh berjemaah, bererti dalam keadaan aman lebih
digalakkan lagi. Daripada Abu Hurairah r.a bahawaNabi s.a.w. bersabda;
Solat seseorang yang dikerjakannya secara berjemaah, dua puluh lima kali lebih baik daripada solat yang dikerjakannya di rumahnya atau pasarnya.
Dan hadis dari Umar (hadis marfu'); Solat berjemaah lebih afdal daripada solat bersendirian sebanyak 27 darjat.Ijmak ulama sejak zaman dahulu sampai sekarang bahawa berjemaah memang digalakkan.
Solat berjemaah termasuk di antara yang dikhususkan untuk umat Islam. Ia disyariatkan kerana padanya terkandung tanda kepatuhan, sabar, keberanian, susunan yang rapi atau kemas serta untuk menyatukan hati seluruh jemaah. Rasulullah s.a.w. sentiasa mengerjakan solat secara berjemaah, begitu juga para sahabat serta ulama-ulama sesudahnya. Rasulullah s.a.w. memberi peringatan supaya jangan meninggalkannya tanpa uzur. Di antara hadis yang memberi peringatan ialah;
Sesiapa yang mendengar panggilan azan tidak ada sesuatu uzur baginya untuk menyertai solat berjemaah itu maka tidakk diterima solat yang ia kerjakan sendirian itu.
Ketika ditanya apa yang uzur dimaksudnya itu, Rasulullah s.a.w. menjawab; Penyakit atau keadaan yang menakutkan.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya ada seorang lelaki buta mendatangi Rasulullah s.a.w. dan berkata; Bahawa tidak ada orang yang menuntunnyake masjid sambil menanya apakah dia dikecualikan daripada mengikuti solat berjemaah di masjid. Ternyata Rasulullah s.a.w. memberi keringanan keatasnya. Tetapi tatkala lelaki itu sudah berpaling, Rasulullah s.a.w. memanggilnya lagi sambil bertanya; Apakah ke rumahmu kedengaran azan? Lelaki itu menjawab 'ya'. Rasulullah berkata lagi; Kalau begitu penuhi panggilan itu.
Riwayat dari Abu Hurairah r.a. juga, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda;
Sesungguhnya solat yang paling berat bagi orang munafik ialah solat lsyak dan Subuh. Seandainya mereka tahu kebaikan yang ada padanya, mereka akan menghadirinya sekalipun dengan cara merangkak.
Dan sesungguhnya aku bermaksud memerintahkan solat lalu ia pun didirikan.Kemudian aku menyuruh seseorang lalu ia solat bersama manusia. Setelah itu dia ikut denganku bersama orang-orang yang membawa kayu untuk menjumpai kaum yang tidak ikut mengerjakan solat, lalu kami bakar rumah mereka.
Sebenarnya banyak lagi hadis yang berbentuk amaran selain ini. Hadis ini merupakan ancaman terhadap orang yang meninggalkan solat berjemaah. Sebab itu ada ulama yang berpendapat wajibnya solat berjemaah. Ada yang mengatakan fardu ain, ada yang mengatakan fardu kifayah dan ada yang mengatakan syarat sah solat, ertinya tidak sah solat tanpa beIjemaah. Saya lebih condong kepada pendapat jumhuryang mengatakan solat ber jemaah hukumnya sunat, kerana masih mungkin menyatukan hadis-hadis yang bertentangan itu. Sedangkan menurut kaedah usul fiqh pun kalau masih memungkinkan menyatukan nas-nas yang bertentangan antara satu sama lain, hendaklah disatukan .
Dari zahir hadis yang seolah-olah Rasulullah s.a.w akan membakar orang-orang yang tidak menghadiri solat berjemaah, nampaknya solat berjemaah itu hukumnya wajib. Tetapi mungkin saja Rasulullah s.a.w memberi peringatan itu kepada orang-orang munafik yang tidak datang ke masjid (berjemaah), bahkan tidak mengerjakan solat secara bersendirian di rumahnya.
RASULULLAH SAW menyatakan bahawa mengerjakan sembahyang dengan berjemaah itu dua puluh tujuh kali ganda darjatnya jika dibanding sembahyang seorang diri. Ia bererti pahala sembahyang berjemaah lebih besar daripada sembahyang seorang diri. Dalam pada itu, sembahyang berjemaah dapat meningkatkan ukhuwah, persatuan dan kesatuan. Di dalam sembahyang tercermin kesamaan darjat. Tidak ada yang tinggi atau rendah, tiada beza antara kaya dan miskin, berpangkat dan rakyat biasa.
Ada dikisahkan bahawa Ubaidillah bin Umar Al-Qawariri (guru Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud) berkata: “Aku sama sekali tidak pernah meninggalkan jemaah sembahyang Isyak. Pada suatu malam, aku kedatangan tamu, sehingga tidak dapat menunaikan sembahyang Isyak dengan berjemaah. Sesudah tamu itu pulang, aku segera pergi ke masjid di Basrah, barangkali ada yang belum mengerjakan sembahyang jemaah Isyak. Ternyata semua orang melakukannya, sementara masjid telah terkunci. Kemudian aku pulang, hingga kemudian teringat suatu hadis:
“Sesungguhnya sembahyang dengan berjemaah itu dua puluh tujuh kali lipat darjatnya jika dibanding dengan sembahyang seorang diri.”
Lalu aku mengerjakan sembahyang Isyak dua puluh tujuh kali, kemudian tidur. Ketika tidur aku bermimpi melihat sekelompok orang menaiki kuda, kemudian aku mengejar mereka dengan kudaku.
Ketika hampir terkejar, ada salah seorang di antara mereka berkata: “Kamu tidak mungkin boleh mengejar kami. Sebab kami mengerjakan sembahyang berjemaah di masjid, sementara kamu mengerjakan sembahyang secara bersendirian (munfarid) di rumah.” Selepas mendengar ucapan itu, lalu aku terjaga dan berasa sangat susah sekali.”
Oleh itu, seorang Muslim tidak sepatutnya mengabaikan sembahyang dengan berjemaah, lebih-lebih lagi sembahyang Isyak dan Subuh, begitu juga Asar, Zuhur dan Maghrib yang lebih baik secara berjemaah. Berdasarkan kisah itu, dapat dimengerti betapa pentingnya nilai amalan sembahyang sehingga dengannya kita dapat selamat daripada ancaman seksa neraka, terhindar daripada ciri orang munafik dan dicatat sebagai mukmin kamil.
Adam,mengertilah...
Adam,mengertilah...
Hawa bukanlah insan yg kuat..
bukan juga insan yg bisa menahan nafsu..
tatkala diri diuji, Hawa sering tewas...
tewas dgn godaan syaitan & nafsu sendiri..
Adam,mengertilah...
sungguh, Hawa telah cuba melakukan yg terbaik..
agar diri ini tidak menjadi fitnah dunia...
telah Hawa cuba menjaga diri ini sebaik-baiknya..
Hawa sedaya upaya menjauhkan diri dari tabarruj..
perfume, make up, perhiasan...
telah Hawa elakkan sejauh-jauhnya..
namun mengapa masih Adam tertarik pd Hawa
yg serba kekurangan ini..
Adam,mengertilah...
Hawa ini berjiwa lembut...
sukar untuk Hawa menolak bila Adam meminta...
Hawa tau permintaan Adam
tak mungkin membawa Hawa ke kancah maksiat...
namun, Hawa lemah...
Hawa takut zina hati...
Adam,mengertilah...
setiap kali 'sms' diterima..
Hawa keliru...
ingin sekali Hawa membiarkan sahaja..
tapi Hawa akur tuntutan sahabat...
Hawa tewas...
Hawa reply juga...
mengenangkan Adam adalah sahabat....
Adam,mengertilah...
setiap layanan yg Hawa beri hanya sekadar membantu..
mungkin Hawa adalah antara kasih sayang Allah yg dikurniakan buat Adam..
memudahkan perjalanan hidup Adam..
jgn disalah tafsir apa yg Hawa berikan..
Adam,mengertilah...
Hawa mengharapkan Adam menjaga Hawa..
namun,bukanlah 'couple' yg Hawa pinta...
tp cukuplah sekadar tidak memandang Hawa..
cukuplah sekadar menghormati Hawa sebagai Hawa..
jgn dipinta apa yg tak mampu Hawa berikan..
kerana Hawa milik Allah sepenuhnya...
Aku hanya wanita biasa
Judul: Aku hanya wanita biasa
Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..Terimakasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih.. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..
Kepadamu yang akan memilihku kelak..
Aku tak sebijak bunda khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..
Duhai kau yang telah memilihku kelak.. Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti –insya’Allah-. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.. Ataukah kau akan menemukanku terkantuk kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu.. Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku..
Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu.. Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..
Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi..
Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..
Ketahuilah, aku tak secerdas aisyah.. Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku.. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih.. Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah.. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.
Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..
Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu.. Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu..
Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna.. Maafkan aku karena aku bukan putri.. Aku hanya wanita biasa..
Had Aurat
1. Menutupi had aurat yang sudah ditetapkan.
Jumhur ulama bersepakat mengatakan aurat bagi wanita baligh ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan. Oleh itu, mereka wajib menutup aurat daripada dilihat oleh lelaki ajnabi (bukan mahram).
Allah berfirman yang bermaksud: "Dan hendaklah mereka (wanita) menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka." (Surah al-Nur, ayat 31)
Firman Allah lagi yang bermaksud: "Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (ketika mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah al-Ahzab, ayat 59).
Ayat itu Allah memerintahkan supaya Nabi Muhammad SAW menyuruh isteri Baginda mengenakan pakaian yang menutup aurat. Suruhan itu juga ditujukan kepada semua wanita beriman.
2. Pakaian yang longgar.
Tujuan utama wanita diwajibkan menutup aurat ialah untuk mengelakkan daripada lelaki ajnabi melihat tubuh badannya dan mengelakkan daripada berlakunya fitnah. Oleh itu, pakaian yang ketat walaupun tebal sudah pasti akan menampakkan bentuk tubuh badan. Wanita yang memakai pakaian ketat walaupun menutupi seluruh tubuh masih belum memenuhi tuntutan menutup aurat seperti dikehendaki syarak.
Syarat ini berdasarkan kepada kata Dahiyyah bin Khalifah al-Kalbi yang bermaksud: "Rasulullah SAW didatangi dengan beberapa helai kain 'qubtiyyah' (sejenis kain yang nipis buatan Mesir), lalu Baginda berkata: "Bahagikan kain ini kepada dua, satu daripadanya dibuat baju dan bakinya berikan kepada isterimu." Apabila aku berpaling untuk beredar Baginda berkata: "Dan suruhlahisterimu meletakkan kain lain di bawahnya (supaya tidak nampak bentuk tubuhnya)."
Menurut Ibn Rusyd, 'qubtiyyah' ialah pakaian yang tebal tetapi melekat pada badan kerana ianya ketat dan menampakkan bentuk tubuh pemakainya. Oleh itu, Rasulullah SAW menyuruh Dahiyyah menyuruh isterinya melapik pakaian itu dengan kain lain supaya tidak menampakkan bentuk tubuhnya.
3. Pakaian yang tidak jarang.
Syarak menetapkan pakaian wanita mestilah tidak jarang sehingga menampakkan bentuk tubuh atau warna kulitnya. Aisyah meriwayatkan bahawa saudaranya, Asma, pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah SAW berpaling dan mengatakan: "Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya."
Teguran Rasulullah SAW terhadap Asma jelas menunjukkan bahawa pakaian yang jarang tidak memenuhi syarat menutup aurat bagi wanita baligh.
4. Bukan pakaian yang menarik perhatian (pakaian syuhrah).
Apa yang dimaksudkan pakaian untuk bermegah ialah pakaian yang berlainan daripada pakaian orang lain sama ada dari segi warna, fesyen atau potongan sehinggakan menarik perhatian orang lain serta menimbulkan rasa bongkak pada pemakainya.
Ibn Umar meriwayatkan daripada Nabi SAW bahawa Baginda bersabda yang bermaksud: "Barang siapa yang memakai pakaian bermegah-megah maka Allah Taala akan memakaikannya dengan pakaian yang serupa pada hari kiamat kelak kemudian ia akan dijilat api neraka."
5. Tidak menyerupai pakaian lelaki atau pakaian orang kafir.
Pakaian yang menutup tubuh badan tidak dikira sebagai memenuhi ciri pakaian Islam jika menyerupai pakaian orang kafir. Ia berdasarkan hadis Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Ibn Abbas: "Rasulullah melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki."
Larangan menyerupai pakaian orang bukan Islam ini atas alasan ia boleh menjatuhkan martabat Islam dan penganutnya.
6. Tidak bertabarruj.
Tabarruj dalam bahasa mudah boleh diertikan sebagai bersolek. Ada juga yang mengatakan tabarruj ialah melepaskan tudung kepalanya tetapi tidak mengikat/mengetatka nnya, lalu terlihatlah rantai leher, anting-anting dan lehernya. Kesimpulannya tabarruj ialah memperlihatkan keelokan, kecantikannya yang sepatutnya wajib ditutup.
Larangan ini berdasarkan kepada firman Allah yang bermaksud: "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku (tabarruj) seperti orang jahiliah dulu (pertama)." (Surah al-Ahzab, ayat 33)
Ayat itu petunjuk kepada isteri Nabi SAW supaya tetap di rumah dan tidak bertabarruj seperti orang jahiliah dulu. Konsep tabarruj jika dilihat dalam kerangka lebih luas meliputi perbuatan wanita mendedahkan aurat, memakai wangian apabila keluar rumah, cara berjalan atau tingkah laku yang menarik perhatian lelaki ajnabi.
Sebuah Cerita Tentang Bidadari Palestina
Sebuah Cerita Tentang Bidadari Palestina
Ini adalah sebuah cerita yang ditulis oleh saudari seiman di Tangerang...:
“Ummi… kenapa aku diberi nama Haura”
“Karena Kami ingin kau menjadi bidadari…”
***
Hari mulai memasuki senja, tapi bagi penduduk kampung Shalahuddin, berjalannya waktu hampir tak ada bedanya bagi kami. Toh tetap saja kami tak dapat menjalani kehidupan seperti kebanyakan orang. Ahh, mungkin inilah keistimewaan bangsa palestina. Diuji dengan kesabaran keimanannya.
Langkah-langkah kecil terdengar bersamaan dengan seruan salam untukku. Ahh, itu pasti bidadari kecilku yang baru pulang menuntut ilmu di madrasah.
“Umm….Assalamu’ alaikum…”
“Wa’alaikumussalam… sudah pulang,Nak?”
“iya…Umm…”
Ahh, bidadariku, ia terlihat sangat riang. Ya, ia memang sangat menyukai saat-saat mengaji dengan Syeikh Azis. Ah, ya, hanya itulah yang dapat menyenangkan hatinya di tengah kehidupan kami yang penuh terror.
“Umm, tau gak, tadi kata Syeikh, umat Islam itu satu tubuh, jadi kalau satu terluka maka yang lainnya akan merasakan sakit….emang bener ya, Umm?”
“Mmm… Iya...”,
“Berarti kalo kita diserang sama tentaraYahudi, umat islam yang lain akan merasa terluka juga ya, Umm?”
Ahh, bidadariku yang cerdas….harus kujawab apa pertanyaanmu. Aku pun tak tahu apakah saudara-saudara kita sesama muslim di belahan bumi yang lain ikut merasakan sakit yang sama saat kita dilukai oleh kaum Yahudi itu.
Ahh, tapi aku tak mau melukai hati bidadari kecilku, “Iya, insya Allah mereka juga ikut merasakan penderitaan kita…”
“Tapi, Umm..mengapa saat abi dan ka Fath ditangkap oleh tentara Yahudi tak ada satupun yang membela mereka, terus waktu rumah kita di Az-Zaitun dihancurkan oleh tank-tank yahudi, mengapa tak ada satupun yang menyalahkan kaum Yahudi itu Umm…?”
Ahh, kesangsian akhirnya keluar juga dari mulut cerdasnya.
“Bahkan, saudara-saudara muslim di sekitar kita pun tak pernah menentang pemboikotan atas kita, padahal mereka melihat kita hidup tak layak, padahal mereka dengan jelas melihat pengusiran dari rumah kita sendiri, padahal mereka melihat kita di sini hidup berkawan dengan penderitaan….”
Ahh, bidadari kecilku, penjajahan ini telah membuat pemikiranmu tak seperti anak yang berusia 8 tahun.
“Dan saat Ka Faris dan teman-temannya diberondong dengan peluru oleh tentara-tentara yahudi itu, tak ada satupun dari saudara-saudara kita yang membela, padahal mereka hanya mengetapel tentara-tentara itu dengan batu, Umm…”
Ahh, bidadari kecilku, kau masih saja mengingat peristiwa itu. Ya, satu persatu anggota keluargaku memang telah Syahid. Suami dan anak pertamaku, ia ditangkap oleh tentara yahudi karena disangka anggota Brigade Izzudin Al-Qassam. Ah, aku tahu itu hanya akal-akalan mereka saja. Karena tujuan mereka yang sebenarnya adalah menghabisi satu persatu warga palestina. Satu minggu setelah penangkapan itu aku mendengar kabar bahwa mereka telah Syahid, semua yang ditangkap disiksa oleh para tentara Yahudi, sampai izroil datang mencabut nyawanya. Anak keduaku, ahh…ia dan teman-temannya memang pantas disebut jundi Illahi. Ia bergabung dengan pemuda-pemuda palestina lainnnya “mengganggu” tentara Israel yang tengah berpatroli di dekat perkampungan kami di Az-Zaitun. Dan ratusan peluru pun mengantarkan mereka syahid menuju surga. Maka di bumi yang diberkahi ini tinggallah aku dan bidadari kecilku.
Dua bening Kristal satu persatu mulai keluar dari mataku…Ahh, cukuplah hanya Allah pelindung dan penolong kami….
Tangan kecil hauraa menyeka bulir air mataku yang jatuh, mulut kecilnya kemudian berucap lagi….”Ohh, Ummi maafkan aku…Pasti kau sedih ya, Umm mengingat peristiwa-peristiwa itu…? Ahh, Umm, sekali lagi maafkan aku….”
Bidadariku, sungguh aku justru bahagia karena kita telah mempunyai tabungan syuhada, karena aku yakin orang-orang yang kita sayangi telah bahagia di sisi Rabbnya. Aku menangis karena aku tak tahu jawaban apa yang harus kuberikan padamu. Aku tak tahu mengapa saudara-saudara sesama muslim di sekitar kita seakan-akan menutup mata dengan perjuangan kita….ahh, sungguh aku benar-benar tak tahu….
“Sudah yuk Umm, kita makan….ini tadi aku diberi roti oleh Syeikh Aziz, roti ini yang diselundupkan dari terowongan oleh para pejuang….Alhamdulillah ya Umm, sekarang kita bisa makan setelah seharian kemarin kita menahan lapar….”
***
Buuumm…..Bummm… .
Ahh, lagi-lagi kembali ada serangan. Tak punya nuranikah mereka menyerang kami bahkan di malam yang telah larut ini.
Aku langsung saja menyambar jilababku, mengambil sebuah tas dan memasukkan sisa roti yang tadi diberikan oleh Syeikh Aziz melalui hauraa. Oh, Hauraa….aku tak menemukan ia berada di sampingku….!! !
“Hauraaa…..Hauraaa… .”
Aku berteriak di tengah dentuman bom yang memekakkan telinga. Ya, kami harus keluar dari rumah jika tak ingin menunggu giliran terkena reruntuhan bom….
“Hauraa…Hauraa… .,dimana kamu , Nak?”, kembali aku memanggil haura.
Dengan tergopoh-gopoh Haura lalu datang dengan memeluk sesuatu….
“Hauraa, ayo lekas kau berkemas….kita harus pergi dari sini…!”
Aku dan Haura pun bergegas keluar dari rumah. Langit gaza yang hitam kini diwarnai oleh semburan kembang api. Ahh, tapi tentu saja itu berasal dari bom curah yang dimuntahkan oleh pesawat-pesawat tempur Yahudi. Ya, akhir-akhir ini mereka menyerang dengan menggunakan bom itu. Bom yang tak mengenal rumah siapa yang dijatuhinya. Tapi, memang semua nyawa penduduk Gaza adalah target mereka. Tak peduli mereka termasuk kelompok Hamas, Jihad Islam, atau warga sipil.
Dentuman demi dentuman terus saja terdengar menemani langkah-langkah kami bersama dengan warga lainnnya. Sejujurnya, kami tak tahu harus lari kemana. Karena lari keperbatasanpun kami akan disambut oleh pengusiran tentara-tentara Yahudi itu.
Setelah agak lama aku dan Haura, juga bersama dengan puluhan warga Gaza berlari tanpa tujuan, akhirnya dentuman-dentuman bom berhenti juga. Entahlah aku tak tahu apakah kami mesti kembali ke kampung kami atau harus mengungsi ke kamp pengungsian. Ahh, tapi ini tanah air kami…. Ini adalah hak kami, maka kami setelah dirasa suasana sudah kembali aman, kami memutuskan untuk kembali ke rumah kami.
Puluhan rumah terlihat hancur dan luluh lantah dengan tanah. Maka, mereka yang rumahnya hancur lalu akan hidup menumpang ke rumah-rumah yang masih dapat ditempati. Di sini, kami memang sudah senasib sepenanggungan. Bahkan orang yang rumahnya masih dapat ditempati dengan senang hati menawarkan tempat tinggal untuk mereka yang rumahnya telah hancur. Dan aku termasuk ke dalam orang-orang yang rumahnya masih “selamat”. Maka sekarang, aku hidup berbagi dengan Ummu Yahya beserta dua orang anaknya, Yahya dan Salma yang umurnya sebaya dengan Haura. Juga berbagi dengan Ummu Ahmad yang sudah sebatang kara.
***
“Haura… kemarin kamu mencari apa sampai-sampai ummi harus berkali-kali memanggilmu?”
Senyum Haura kemudian mengembang. Ia lalu pergi ke belakang mencari tasnya. Beberapa saat kemudian ia kembali dengan memeluk sesuatu.
“Aku mengambil harta yang paling berharga bagiku… Ini Umm…”, tangannya lalu menyerahkan sebuah bingkai foto kepadaku.
Kuraih bingkai foto itu. Foto utuh keluargaku. Foto yang diambil lima tahun yang lalu. Di sana suamiku, Khalid, duduk disampingku. Nampak gagah sekali ia. Fathi dan Faris remaja, yang juga terlihat gagah berdiri di belakang ayahnya, serta Haura yang sedang tertawa yang berada dalam pangkuanku.
“Aku rinduu…, Umm. Aku rindu dengan mereka….”
Kutaruh bingkai itu, lalu langsung saja kudekap haura dengan kedua tanganku. Aku mendekapnya erat. Ahh, Haura aku juga sangat merindukan mereka. Aku terus mendekapnya tanpa bisa berkata-kata. Hanya isak tangis yang keluar dariku. Kudengar juga isakan tangis Haura. Maka, hari itu kami larut dalam kerinduan kami pada orang-orang terkasih. Kami rindu kapankah Allah berkenan memanggil kami agar kami dapat segera berkumpul dengan mereka. Agar kami dapat menyelesaikan semua perniagaan yang telah dijanjikan ini.
***
Setelah satu minggu sejak penyerangan, keadaan kembali normal. Ahh, meskipun aku tak
tahu apakah kehidupan yang kami jalani bisa dikatakan normal. Tapi tiba-tiba dentuman keras kembali terdengar.
Buumm….Bummm….
Asap tebal membumbung tinggi, menutupi langit gaza yang cerah.Maka seketika itu pula langit gaza tertutupi awan kelam. Oh, Rabb….daerah mana lagi yang diserang? Oh, asapnya berada disebelah barat rumahku. Allah… sepertinya berada di dekat madrasah.
Ahh, Hauraku… bukankah ia juga sedang menuntut ilmu di sana?
Hatikupun lalu dihantui rasa kekhawatiran yang luar biasa. Tanpa berpikir lagi aku langsung berlari menuju madrasah. Tak peduli dengan keselamatanku sendiri. Aku hanya ingin tahu apa yang telah dikenai oleh bom laknat Yahudi. Haura… apakah dirimu baik-baik saja…?
“Anakku, berbahaya di sana…”, Paman Abdul berteriak, berusaha menghentikan lanhkahku.
“Sudahlah, ikhlaskan saja, Anakku… tak ada yang tersisa, semua yang berada di sana pasti telah Syahid, karena bangunannya luluh lantah dengan tanah”, kali ini Paman Abdul berhasil menghentikan langkahku.
Aku tak mengerti ucapan paman Abdul, ikhlaskan? Memang apa yang telah diluluhlantahkan oleh Bom Yahudi?
Seakan mengerti suara hatiku paman Abdul kemudian berbicara lagi… Kali ini madrasah yang menjadi sasaran, nampaknya tentara-tentara Yahudi itu sengaja menyerang ke sana karena ingin menghabisi penerus-penerus perjuangan pembebasan Palestina di masa depan.
Mendengar itu seketika saja kakiku lemas. Allah, anak-anak itu…. ? Biadab kalian bangsa Yahudi! Aku tertunduk dan terduduk diikuti dengan isakan tangisku yang keras. Ummu Yahya kemudian datang dan merengkuh tubuhku. Ia memelukku, lalu iapun juga menangis… “Sudahlah Ummu Fath, ini sudah takdir Allah, tidakkah kau harusnya gembira karena semua anggota keluargamu telah syahid di Jalan Illahi….”
Mendengar perkataan Ummu Yahya, tiba-tiba saja hatiku menjadi tegar. Ya, aku bangga, semua anggota keluargaku telah menjemput Syahid, sebentar lagi perniagaan dengan Rabbku pun akan segera selesai.
***
Setelah keadaan dirasa sudah cukup aman, aku segera berlari menuju madrasah tempat haura belajar. Ah, Haura bagaimana keadaanmu sekarang?. Kulihat medrasah yang tadinya berdiri kokoh kini sudah rata dengan tanah. Beberapa orang tengah mengevakuasi korban. Berpuluh jasad-jasad kecil sudah dijejerkan di dekat bangunan yang tidak terkena bom. Ahh, kucari tubuh haura. Tidak, tak ada Haura diantara jasad-jasad kecil yang terjejer di sana. Ahh, Haura, apakah kamu selamat, Nak?
Ummu Yahya datang mendekap jasad Salma, teman sekelas Haura, “Semua hancur, aku khawatir tak ada satupun dari mereka yang selamat?”
Ahh, gadis kecil, wajahnya dipenuhi luka akibat serpihan bom, tangannya mengalami luka bakar yang sangat parah. Lalu Haura, bagaimana keadaanmu Nak?
Aku mengais reruntuhan madrasah itu. Kuangkat batu demi batu yang menimbun jasad-jasad kecil di sana. Setelah cukup lama mengais, aku menemukan sepotong jilbab berwarna hijau. Ahh, bukankah ini milik haura?
***
“Umm, mengapa aku diberi nama Haura?”
Pertanyaan itu kembali terngiang dalam ingatanku.
“Nama itu adalah sebuah doa anakku, maka kami beri kau nama Haura karena kami ingin kau menjadi salah satu bidadari di surgaNya kelak…”
Bila Allah menguji...
Bila Allah menguji...
di fikiran hanya ada kesusahan...
takdir disalahkan...
"kenapa aku??!"
Bila Allah Menguji...
semua jadi tak kena...
yang besar jadi kecil,yang luas jadi sempit,yang banyak jadi sikit,
yang baran lagi pemarah!
itulah kita...
Bila Allah menguji...
keinsafan menyelubungi...
penyesalan terbit dihati...
bila kembali,Allah dilupai...
argh manusia,sama sahaja!
Bila Allah menguji..
hikmah dinanti...
penantian yang tak pasti...
diri mula mengeji...
Bila Allah menguji...
senyumlah,terima dengan hati yang suci...
insyaallah,pasti ada yang akan dibalasi...
berkat kesabaran,syurga menanti...
kehidupan kekal abadi
Dalam Balutan Cinta Janji Bertemu di Surga
Dalam Balutan Cinta Janji Bertemu di Surga
Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata: "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'. Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya kepada ayahnya. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dijodohkan dengan sepupunya.
Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, "Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku."
Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, "Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu:
'Sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar.' (Yunus: 15).
Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobarannya.'
Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata: "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertakwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu."
Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan perasaan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan si pemuda itu seringkali berziarah ke kuburannya, dia menangis dan mendo'akannya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya: "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?"
"Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat menggiring menuju kebaikan," jawab si wanita
Dia menjawab: "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat menggiring menuju kebaikan".
Pemuda itu bertanya: "Jika demikian, kemanakah kau menuju?"
Dia jawab: "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."
"Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak," jawab sang wanita.
Pemuda itu berkata: "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu."
Dia jawab: "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah Subhanahu wa Ta'ala) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah."
Si Pemuda bertanya: "Kapan aku bisa melihatmu?"
Jawab si wanita: "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami." Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.
CINTA YG DIREDHA ALLAH
Buronan Ashabul Kahfi
Maka Berlindunglah Kalian Ke Dalam Goa Niscaya Robb Kalian Melimpahkan Rahmat-Nya Kepada Kalian.
Alloh ta’ala berfirman:
Ataukah kamu mengira bahwa para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim (goa) itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Robb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu). Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Robb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: “Robb kami adalah Robb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyembah Ilah (sesembahan) selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai ilah-ilah (sesembahan). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka) Siapakah yang lebih dholim daripada orang-orang yang mengada-ada kebohongan terhadap Alloh. Dan apabila kalian meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Alloh, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Robbmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna untuk kalian dalam urusan kalian. (Al Kahfi: 9-16)
Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Ini merupakan pemberitahuan dari Alloh ta’ala mengenai kisah Ash-habul Kahfi secara global dan ringkas. Kemudian, setelah itu Alloh ta’ala memperincinya. Alloh ta’ala berfirman:
Ataukah engkau mengira…
..yakni, wahai Muhammad,
… bahwa para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan.
Yakni, sebenarnya kejadian mereka itu tidaklah mengherankan dalam kemampuan dan kekuasaan Kami. Karena sesungguhnya penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, menundukkan matahari, rembulan dan bintang-gemintang, serta ayat-ayat besar lainnya yang menunjukkan atas kekuasaan Alloh ta’ala, dan bahwasanya Ia Maha kuasa untuk melakukan apa saja yang Ia kehendaki, dan tidak ada sesuatupun kejadian yang melebihi kejadian yang dialami Ash-habul Kahfi kecuali Ia pasti bisa melakukannya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, bahwasanya Mujahid mengatakan, tentang firman Alloh ta’ala yang berbunyi:
… bahwa para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan.
Yakni, telah ada ayat-ayat kami yang lebih mengherankan daripada itu.
Sedangkan Al ‘Aufi meriwayatkan, bahwa mengenai ayat yang berbunyi:
Ataukah kamu mengira bahwa para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan.
.. mengenai ayat ini Ibnu ‘Abbas berkata: “Apa yang telah Aku berikan kepadamu berupa ilmu, sunnah dan kitab itu lebih utama daripada para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim.” Sedangkan Muhammad bin Ishaq mengatakan: “Alasan-alasan yang Aku perlihatkan kepada hamba-hamba-Ku itu lebih mengagumkan daripada peristiwa yang dialami oleh para penghuni Al Kahfi dan Ar Roqim.
Sedangkan yang dimaksud dengan Al Kahfi adalah goa yang berada di gunung yang dijadikan tempat berlindung oleh para pemuda tersebut. Adapun yang dimaksud dengan Ar Roqim, Al ‘Aufi meriwayatkan bahwasanya Ibnu ‘Abbas berkata: Ar Roqim adalah sebuah lembah yang terdapat di dekat Ailah. Demikian pula menurut pendapat ‘Ithiyah Al ‘Aufi dan Qotadah. Sedangkan Qotadah berkata: Adapun yang dimaksud dengan Al Kahfi adalah goa yang terdapat di lembah, sedangkan Ar Roqim adalah nama lembah. Sedangkan Qotadah mengatakan: Ar Roqim adalah bangunan mereka. Sedangkan sebagian yang lain mengatakan, bahwa -Ar Roqim adalah lembah di mana goa mereka berada … (sampai Ibnu Katsir mengatakan) … dan ‘Abdur Rohman bin Zaid bin Aslam berkata: Ar Roqim adalah kitab. Kemudian ia membaca ayat yang berbunyi:
Kitab yang tertulis.
Dan demikianlah maksudnya secara dhohir dari ayat tersebut. Dan ini adalah pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Beliau mengatakan: Ar Roqiim adalah bentuk Al Fa’iil yang berarti Al Marquum, sebagaimana Al Maqtuul itu juga disebut dengan Al Qotiil (artinya: terbunuh), dan Al Majruuh juga disebut dengan Al Jariih (artinya: terluka), wallohu a’lam. Sedangkan firman Alloh ta’ala yang berbunyi:
Ingatlah tatkala para pemuda itu berlindung ke dalam sebuah goa, lalu mereka berdo’a: “Wahai Robb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Di sini Alloh ta’ala mengkhabarkan tentang para pemuda yang lari menyelamatkan agama mereka dari kaum mereka supaya kaum mereka tidak mengeluarkan mereka dari agama yang telah mereka anut, maka mereka melarikan diri dari kaum mereka dan berlindung ke dalam sebuah goa di gunung, untuk menyembunyikan diri dari kaum mereka. Lalu tatkala mereka telah masuk ke dalam goa, mereka berdo’a, seraya memohon rahmat dan kasih sayang kepada Alloh ta’ala:
“Wahai Robb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu …
Yakni, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya Engkau merahmati kami dan menyembunyikan kami dari kaum kami.
… dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Yakni, dan tetapkanlah bahwa apa yang kami lakukan ini adalah benar, yakni, kesudahan yang kami dapatkan adalah kebenaran. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
Dan apapun yang Engkau tetapkan kepada kami, maka jadikanlah kesudahannya adalah kebenaran.
Dan juga di dalam Al Musnad, dari riwayat Bisr bin Artho-ah, dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beilau pernah berdo’a:
Ya Alloh, perbaikilah kesudahan kami dalam segala urusan, dan selamatkanlah kami dari kehinaan di dunia dan siksaan di akherat.
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu secara benar.
Dari sini Alloh ta’ala mulai memperinci dan menjelaskan ceritanya secara detail. Maka Alloh ta’ala menyebutkan bahwasanya mereka itu adalah fityah, yakni para pemuda. Mereka menerima kebenaran, dan lebih mendapat petunjuk daripada kaum tua yang telah melampaui batas dan tenggelam di dalam agama yang batil. Oleh karena itu, kebanyakan yang menyambut seruan Alloh ta’ala dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam itu adalah kaum muda, sementara kaum tua dari bangsa Quraisy, kebanyakan mereka tetap bersikukuh menganut agama mereka, dan tidak ada yang mau masuk Islam kecuali hanya sedikit. Demikianlah yang Alloh ta’ala beritakan tentang Ash-habul Kahfi, mereka adalah para pemuda.
Mujahid berkata: Telah sampai berita kepadaku bahwasanya dahulu di telinga mereka terdapat anting-anting, lalu Alloh ta’ala memberikan petunjuk kepada mereka dan memberikan mereka ketaqwaan, maka mereka beriman kepada Robb mereka, yakni mereka mengakui wahdaniyah (keesaan)-Nya, dan mereka bersaksi bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan yang hakiki) kecuali Dia.
Dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
Beberapa ulama’, seperti Al Bukhori dan yang lainnya, dengan ayat ini mereka berdalil bahwasanya iman itu bertingkat-tingkat, dan dapat bertambah dan berkurang. Oleh karena itu Alloh ta’ala berfirman:
Dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
Sebagaimana Alloh ta’ala juga berfirman:
Dan orang-orang yang telah mendapatkan petunjuk, Alloh tambahkan kepada mereka petunjuk, dan Alloh berikan ketaqwaan kepada mereka.
Juga berfirman:
Maka, adapun orang-orang beriman, Kami tembahkan mereka dengan keimanan sedangkan mereka bergembira.
Juga berfirman:
Supaya iman mereka bertambah.
Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan hal itu.
Para ulama’ tersebut juga mengatakan bahwasanya para pemuda tersebut menganut agama Al Masih Isa bin Maryam, wallohu a’lam. Namun yang dapat dipahami secara dhohir adalah bahwasanya para pemuda tersebut hidup sebelum agama Nasrani diturunkan, karena seandainya mereka menganut agama Nasrani tentu para pendeta Yahudi tidak terlalu perhatian untuk menghafal kisah dan ajaran mereka lantaran mereka mempunyai ajaran yang berbeda dengan ajaran mereka. Padahal di depan telah kami sebutkan sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas yang menyebutkan bahwasanya orang-orang Quraisy mengutus utusan kepada para pendeta Yahudi di Madinah, meminta beberapa persoalan kepada mereka yang akan digunakan untuk menguji Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Maka para pendeta Yahudi tersebut mengirim utusan kepada orang-orang Quroisy untuk memberitahukan kepada mereka agar menanyainya tentang kisah para pemuda Ah-habul Kahfi tersebut, tentang Dzul Qornain dan tentang ruh. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan ini terabadikan di dalam kitab-kitab Ahlul Kitab, dan bahwasanya peristiwa tersebut terjadi sebelum adanya agama Nasrani, wallohu a’lam.
Adapun firman Alloh ta’ala yang berbunyi:
… dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: “Robb kami adalah Robb langit dan bumi …
Di sini Alloh ta’ala berfirman: Dan kami jadikan mereka tetap bersabar untuk meninggalkan kaum dan kampung mereka, dan meninggalkan kehidupan mereka yang nikmat dan bahagia. Karena sesungguhnya sebagian ahli tafsir dari kalangan salaf dan kholaf mengatakan bahwasanya para pemuda tersebut adalah anak-anak para raja dan pembesar Romawi. Mereka keluar meninggalkan kaumnya pada hari raya kaum mereka, karena mereka dahulu memiliki satu hari raya dimana pada hari itu mereka berkumpul sekali dalam setahun di luat kota. Di sana mereka menyembah patung dan thoghut, mereka menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada patung dan thoghut tersebut. Mereka memiliki seorang raja yang diktator dan keras kepala, yang bernama Diqyanus. Raja itu memerintahkan, memotifasi dan mengajak rakyatnya agar melakukan upacara peribadahan tersebut.
Maka tatkala seluruh manusia keluar menuju tempat perayaan mereka, para pemuda tersebut ikut keluar bersama bapak-bapak dan kaum mereka, dan mereka menyaksikan apa yang dilakukan oleh kaum mereka dengan mata hati mereka. Mereka mengetahui bahwa apa yang perbuat oleh kaum mereka tersebut, yang bersujud kepada berhala-berhala mereka dan mempersembahkan binatang kurban untuk berhala-berhala tersebut, yang semestinya tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi, merekapun masing-masing memisahlkan diri dari kaumnya dan berbelok arah.
Orang yang pertama kali memisahkan diri di antara mereka pada waktu itu duduk sendirian di bawah naungan sebuah pohon. Lalu yang lain datang dan duduk di sampaingnya, kemudian yang lain datang lagi dan duduk di samping mereka berdua, kemudian datang lagi yang lainnya dan duduk di samping mereka, sedangkan satu sama lain mereka tidak saling mengenal, akan tetapi yang mengumpulkan mereka di tempat tersebut adalah (Alloh) yang telah mengumpulkan hati mereka dalam keimanan.
Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhori secara mu’allaq, dari Yahya bin Sa’id, ia dari ‘Amroh, ia dari ‘Aisyah rodliyallohu ‘anha, ia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam terlah bersabda:
Ruh itu adalah tentara yang patuh, jika ruh-ruh itu saling mengenal maka ia akan bersatu, dan jika ruh-ruh itu tidak saling mengenal maka ia akan berpisah.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shohihnya, dari jalur Suhail, dari Abu Huroiroh, dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Dan dalam kata pepatah dikatakan, kesamaan jenis itu adalah penyebab perkumpulan. Intinya adalah, para pemuda itu masing-masing saling merahasiakan apa yang mereka pendam lantaran mereka takut, karena mereka tidak mengetahui bahwa mereka semua itu sama. Sampai akhirnya salah seorang di anatara mereka mengatakan: “Tahukah kalian wahai kawan-kawan, bahwa demi Alloh, sesungguhnya pasti ada sesuatu yang membuat kalian keluar dan menyendiri dari kaum kalian, maka hendaknya masing-masing kalian memperhatikan permasalahannya.”
Maka yang lain lagi mengatakan: “Adapun aku, demi Alloh aku mengetahui bahwa apa yang dilakukan oleh kaumku itu adalah batil, dan bahwasanya yang berhak untuk diibadahi itu hanyalah Alloh semata, tidak ada sekutu baginya, Dialah yang menciptakan langit dan bumi, serta segala sesuatu yang berada di antara keduanya.” Yang lain lagi mengatakan: “Demi Alloh, aku juga demikian.” Yang lain lagi mengatakan seperti itu juga, sehingga mereka semua bersepakat pada satu kata, menjadi satu kesatuan dan persaudaraan yang tulus.
Maka merekapun membuat satu tempat ibadah yang mereka gunakan untuk beribadah kepada Alloh ta’ala. Sampai akhirnya mereka diketahui oleh kaum mereka sehingga mereka dilaporkan kepada raja mereka, sehingga mereka dipanggil ke hadapan raja dan ditanyai perkara mereka. Maka, merekapun menjawabnya secara benar dan mengajaknya untuk beribadah kepada Alloh ta’ala. Oleh karena itu Alloh mengisahkan mereka dengan firman-Nya:
Yakni, perkara yang berguna bagi kalian. Ketika itulah mereka lari menuju goa, lalu mereka berlindung di dalamnya. Maka, rajapun merasa kehilangan dan mencari mereka. Maka konon, raja itu tidak berhasil menangkap merena dan Alloh membutakan matanya untuk melihat keberadaan mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam bersama sahabatnya Ash Shiddiq tatkala keduanya berlindung di goa Tsur. Orang-orang musyrik dalam perburuannya mereka mendatangi beliau, manun mereka tidak menemukan beliau padahal mereka melewati beliau. Pada saat itulah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada sahabatnya, Abu Bakar, ketika sahabatnya itu mengatakan kepada beliau: “Wahai Rosululloh, seandainya salah seorang di antara mereka ada yang melihat kepada tempat berpijaknya, tentu ia akan melihat kita.” Beliau bersabda: “Wahai Abu Bakar, apakah engkau tidak tahu bahwa setiap ada dua orang Alloh adalah yang ketiga dari kedua orang tersebut?” Dan Alloh ta’ala telah berfirman:
Jikalau kalian tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Alloh telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam goa, diwaktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah bersedih, sesungguhya Alloh bersama kita”. Maka Alloh menurunkan ketenangan kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kalian tidak melihatnya, dan Alloh menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Alloh itulah yang tinggi. Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At Taubah: 40)
Maka, kisah di goa tsur ini lebih mulia, lebih besar, lebih agung dan lebih mengherankan daripada kisah Ash-habul Kahfi.
Sayyid Quthub rohimahulloh berkata di dalam Fi Dhilalil Qur’an: “Alloh ta’ala berfirman:
Sesungguhnya mereka itu adalah para pemuda yang beriman kepada Robb mereka, maka Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.
.. dengan mengilhamkan kepada mereka bagaimana mengatur urusan mereka.
… dan Kami telah meneguhkan hati mereka …
.. sehingga hati mereka menjadi teguh dan kokoh, tenang dengan kebenaran yang telah dipahaminya. Merasa mulia dengan iman yang menjadi pilihannya,
… di waktu mereka berdiri …
Sedangkan berdiri adalah sebuah gerakan yang menunjukkan tekad dan keteguhan,
… lalu mereka berkata:”Robb kami adalah Robb langit dan bumi, …
.. karena Ia adalah Robb alam semesta ini,
… kami sekali-kali tidak beribadah kepada sesembahan selain Dia…
.. Dia adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
… sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran…
.. dan berarti kami telah melanggar kebenaran serta berpaling dari kebenaran.
Kemudian mereka menoleh kepada apa yang dianut oleh kaum mereka lalu mereka mengingkarinya, dan mengingkari manhaj yang mereka tempuh dalam membangun aqidah,
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai sesembahan-sesembahan. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka).
Inilah cara berkeyakinan yang benar, yaitu hendaknya seseorang itu memiliki landasan dalil yang kuat, dan alasan yang mantap dalam jiwa dan akal. Jika tidak, maka ini bukanlah keyakinan akan tetapi ini adalah kedustaan yang besar, karena hal ini merupakan kedustaan terhadap Alloh:
Siapakah yang lebih dholim daripada orang-orang yang mengada-ada kebohongan terhadap Alloh...??
Sampai di sini nampaklah sikap tegas dan jelas yang diambil oleh para pemuda itu, dengan tanpa keragu-raguan atau gagap .. sungguh mereka itu adalah pada pemuda, yang mempunyai fisik yang kuat, yang memiliki iman yang kuat, yang mengingkari ajaran kaum mereka dengan kuat…
Sungguh dua ajaran tersebut telah jelas, dua manhaj tersebut telah bertentangan, sehingga tidak ada celah untuk bertemu, atau melakukan gotong-royong dalam kehidupan. Sehingga harus lari menyelamatkan aqidah. Sesungguhnya mereka bukanlah Rosul yang diutus kepada kaum mereka sehingga mereka harus menyampaikan dan mendakwahkan aqidah yang benar tersebut kepada kaum mereka, kemudian harus menghadapi apa yang biasa dihadapi oleh para Rosul. Akan tetapi mereka itu adalah para pemuda yang memahami kebenaran di tengah-tengah kedholiman dan kekafiran.
Mereka tidak akan dapat hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut jika mereka menyatakan aqidah mereka secara terang-terangan, selain itu mereka juga tidak bisa untuk berbasa-basi dan dan merayu kaum mereka, sehingga mereka harus ikut beribadah kepada apa yang diibadahi kaum mereka dalam rangka taqiyah (menutupi keimanan mereka) dan menutupi ibadah mereka kepada Alloh. Karena, menurut pendapat yang lebih kuat adalah sesungguhnya perkara para pemuda tersebut telah terungkap, sehingga tidak ada pilihan bagi mereka selain mereka harus lari menyelamatkan agama mereka, dan memilih berlindung di dalam goa daripada kesenangan dunia. Mereka telah bersepakat dengan berbisik-bisik di antara mereka:
Dan tatkala kalian meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Alloh, maka carilah tempat berlindung ke dalam goa itu niscaya Robb kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian.
Di sini sirnalah keheranan hati orang-orang yang beriman. Karena, para pemuda yang memisahkan diri dari kaum mereka itu, yang meninggalkan rumah dan keluarga mereka, dan menanggalkan perhiasan hidup dan kesenangan dunia, mereka yang berlindung ke dalam goa yang sempit, kotor dan gelap itu, mereka merasa tenang dengan rahmat Alloh, dan mereka merasakan rahmat Alloh ini bagaikan sebuah naungan yang terbentang luas.
… niscaya Robb kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian.
Kata (melimpahkan) menggambarkan naungan yang luas, enak dan longgar. Sehingga goa itu terasa sangat lapang, luas dan longgar, di sana tertebar rahmat, terpancar cahaya dan terbentang naungan, dan menaungi mereka dengan lemah lembut dan kelapangan .. sesungguhnya batas-batas yang sempit telah sirna, dinding yang keras menjadi lunak, kesepian yang mencekam telah hilang, kemudian berganti dengan rahmat, kelembutan, ketenangan dan berguna.
Sungguh ini adalah iman ..
Apalah nilainya materi? Dan apalah nilainya situasi dan keadaan yang dikenal oleh manusia dalam kehidupan mereka di dunia? Sesungguhnya di sana ada sebuah alam lain, di dalam hati yang dipenuhi dengan iman, yang terhibur oleh Ar Rohman (Alloh yang Maha Pengasih), sebuah alam yang dinaungi oleh rahmat, kelembutan, ketenangan dan keridloan.”
Dimana Cantiknya Seorang Wanita
Dimana Cantiknya Seorang Wanita
Mungkin pada sepasang matanya yang hening yang selalu menjeling tajam atau yang kadang kala malu-malu memberikan kerlingan manja.
Boleh jadi pada bibirnya yang tak jemu-jemu menyerlahkan senyuman manis, atau yang sekali-sekala memberikan kucupan mesra di dahi umi juga, ayah, suami dan pipi munggil anak-anak.
Atau mungkin juga pada hilai tawanya yang gemersik dan suara manjanya yang boleh melembut sekaligus melembutkan perasaan.
Sejuta perkataan belum cukup untuk menceritakan kecantikan perempuan. Sejuta malah berjuta-juta kali ganda perkataan pun masih belum cukup untuk mendefinisikan tentang keindahan perempuan.
Kitalah perempuan itu. Panjatkan kesyukuran kehadrat Tuhan kerana menjadikan kita perempuan dan memberikan keindahan-keindahan itu.
Namun, betapa pun dijaga, dipelihara, dibelai dan ditatap dihadapan cermin saban waktu, tiba masanya segalanya akan pergi jua. Wajah akan suram, mata akan kelam. Satu sahaja yang tidak akan dimamah usia, sifat keperempuanan yang dipupuk dengan iman dan ibadah
Gadis Itu
Seorang Gadis Itu....
Yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati ...
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya ...
seorang gadis itu ...
hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya,
cinta untuk diberi ...
cinta untuk dirasa ...
namun manjanya
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia ...
ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia ...
begitu unik tercipta,
lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah ...
seorang gadis itu ...
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini ...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap ni'matNya ...
seorang gadis itu ...
bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah & tenang sikapnya,
teman ar-Rasul,
pengubat duka & laranya ...
bijaksana ia,
menyimpan ílmu,
si teman bicara,
dialah Áishah,
penyeri taman Rasulullah,
dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah ...
seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLah memuji ...
seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah ...
kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda ...
bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan Allah .
seorang gadis itu ...
perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara ...
dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya ...
dengan yakin Deennya,
dengan teguh áqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
Allah jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia .
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga & ummahnya ...
seorang gadis itu ...
melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan & penghargaan,
tanpa jemu & tanpa bosan,
memimpin tangan, menunjuk jalan ...
seorang gadis itu ...
yang hidup di alaf ini,
gadis akhir zaman,
era hidup perlu berdikari ...
dirinya terancam dek fitnah,
sucinya perlu tabah,
cintanya tak boleh berubah,
tak bisa terpadam dek helah,
dek keliru fikir jiwanya,
kerna dihambur ucapkata nista,
hanya kerana dunia memperdaya ...
kerna seorang gadis itu,
yang hidup di zaman ini ...
perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya,
dari lemah & kalah,
dalam pertarungan yang lama ...
dari rebah & salah,
dalam perjalanan mengenali Tuhannya,
dalam perjuangan menggapai cinta,
ni'mat hakiki seorang hamba,
dari Tuhan yang menciptakan,
dari Tuhan yang mengurniakan,
seorang gadis itu ...
anugerah istimewa kepada dunia!
seorang gadis itu ...
tinggallah di dunia,
sebagai ábidah,
daíyah & mujahidah,
pejuang ummah ...
anak ummi & ayah,
muslimah yang solehah ...
kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
rumahnya taman ilmu,
taman budi & ma'rifatullah ...
seorang gadis itu ...
moga akan pulang,
dalam cinta & dalam sayang,
redha dalam keredhaan,
Tuhan yang menentukan ...
seorang gadis itu dalam kebahagiaan!
Moga ar-Rahman melindungi,
merahmati dan merestui,
perjalanan seorang gadis itu ...
menuju cintaNYA yang ABADI!
Rahsia Paderi Terbongkar...
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun karena desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."
Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar..
Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?"
Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."
Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan ugamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.
Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!"
"Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Basmalah dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)."
(Al-Isra': 12).
-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
-Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t.. menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua.." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf:98)
-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keledai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya':69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"
Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "
Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.**
* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)
** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui internet, www.gesah.net
Subscribe to:
Posts (Atom)