RATU SYAHADAH
Rasuluallah s.a.w bersabda:
"Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita , mereka itu
ialah Asiah Binti Muzahim (iateri firaun) , Maryam binti imran (
bonda isa) , Khadijah binti Khuwalid ( isteri rasuluallah) dan
Fatimah Binti Mohamad ( puteri kesayangan rasuluallah )
Asiah adalah simbol teladan bagi wanita beriman yang tetap
mempertahankan keimananya kepada Allah, meskipun hidupnya sebumbung
bersama suaminya ,Firaun yang tidak beriman kepada Allah.
"Wahai Firaun, kau boleh seksa zahir aku, sedangkan batin aku tidak.
Engkau boleh potong badan aku, iman aku tidak."
Ucapan penuh bernilai dari Asiah tatkala menerima siksaan dari Firaun
yang dilaknat...
Ketabahan Asiah memelihara syahadah mentauhidkan Allah SWT telah
diabadikan di dalam Al-Quran Al-Karim. Firman Allah SWT :
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang² yang
beriman, ketika ia berkata : "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah
rumah di sisi-Mu dalam Syurga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (At-
Tahrim : 11)
Begitulah keteguhan iman seorang srikandi Ummah. Namanya terus
terpahat di dalam sirah, sebagai qudwah hasanah kepada kita sebagai
umat-Nya. Keberaniannya menjaga aqidahnya seharusnya dicontohi oleh
kita semua, khususnya kepada kaum wanita dan umumnya buat kita
semua...
Semoga kita dikurniakan ketabahan hati seteguh Asiah, mujahidah
sejati...amin. ..
Ratu syahadah - In Team
engkaulah permaisuri di mahligai tirani
teguh imanmu walau tersembunyi
kasihmu kau buktikan sebagai isteri
namun cintamu utk Ilahi
engkau masih isteri yg sejati
ketika suami..dimurka Allah
istana bukan penjara nikmat yg alpa
sinar imanmu tak kelam permata
kau miliki jiwa hamba..
walau disisimu singgahsana
sejarah Asiah telah membuktikan
iman bukanlah penjara dijiwa
yg telah bersembunyi
tapi kemerdekaan yg hakiki
yg punya wajah dan jua rupa
akhirnya imanmu bersuara
lantas kau dipenjara dan disiksa
oleh suamimu yg dihina
dikejauhan istana keangkuhan
menggamit mata sayu nya dijiwa
namun hatimu tk sudi kesana
iman dan aqidah lebih utama
ratu syahadah lalu bermadah
oh tuhan bina kan istana utkku
walaupun diduni aku disiksa
namun tk terbayar nikmat disyurga
oh Asiah
kau merubah rencana
bila tanganmu menyentuh bayi
yang hanyut meningkah arus sungai Nil
lembutmu mematahkan keangkuhannya
Fir'aun merancang kau menghalangnya
Musa terbuang..
jadi terbilang..
"Sesungguh Solatku,Ibadahku,Hidupku,Matiku hanya kerana Allah"
"Dan Allah tuhan Kami
Rasul ikutan kami
Al-Quran Panduan kami
Jihad jalan Kami
Mati Syahid cita-cita tertinggi kami"
Wednesday, March 23, 2011
FATIMAH AZ-ZAHRA'
FATIMAH AZ-ZAHRA AS, PENGHULU WANITA SEMESTA
Mukadimah
Dahulu kala, masyarakat memandang perempuan bagaikan hewan atau bagian dari kekayaan yang dimiliki oleh seorang laki-laki. Demikian pula masyarakat Arab pada masa Jahiliyah. Mereka senantiasa memandang wanita sebagai makhluk yang hina. Bahkan, sebagian di antara mereka ada yang menguburkan anak perempuan mereka hidup-hidup.
Ketika fajar mentari Islam terbit, Islam memberikan hak kepada kaum hawa dan telah menentukan pula batas-batasnya, seperti hak sebagai ibu, hak sebagai istri, dan hak sebagai pemudi.
Tentu kita semua sering mendengar hadis Nabi saw yang menyatakan, “Surga itu terletak di bawah kaki ibu.”
Di lain kesempatan, beliau bersabda, “Kerelaan Allah terletak pada kerelaan orang tua.” (Dan perempuan termasuk salah satu dari orang tua).
Islam telah memberikan batasan kemanusiaan kepada wanita dan memberikan aturan, undang-undang yang menjamin perlindungan, penjagaan terhadap kemuliaan wanita dan kehormatannya.
Sebagai contoh yang jelas ialah hijab atau jilbab. Jilbab bukanlah penjara bagi wanita, tapi ia merupakan kebanggaan baginya, sebagaimana kita selalu melihat permata yang tersimpan rapi di dalam kotaknya, atau buah-buahan yang tersembunyi di balik kulitnya.
Sedangkan bagi wanita muslimah, Allah SWT telah memberikan aturan yang dapat melindunginya dan menjaga diriya, yaitu jilbab. Bahkan tidak hanya sekedar pelindung, jilbab dapat menambah ketenangan dan keindahan pada diri wanita tersebut.
Wanita dalam pandangan Islam berbeda secara mencolok dari apa yang terjadi di Barat. Dunia Barat memandang wanita laksana benda atau materi yang layak untuk diiklankan, diperdagangkan, dan bisa diambil keuntungan materinya, dengan dalih memelihara etika dan kemuliaan wanita sebagai manusia.
Pandangan ini benar-benar telah membuat nilai wanita terpuruk dan terpisah dari naluri serta nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga menyaksikan keretakan keluarga, perceraian yang terjadi di dalam masyarakat Barat telah sedemikian mengkuatirkan.
Dalam pandangan dunia Barat, wanita telah berubah menjadi seonggok barang yang tidak berharga lagi, baik dalam dunia perfilman, iklan, promosi, ataupun dalam dunia kontes kecantikan.
Teman-teman, marilah kita sejenak menengok sosok teladan kaum wanita dalam Islam yang terwujud dalam kehidupan putri Rasulullah tercinta.
Dialah Siti Fatimah Az-Zahra as.
Putri tersayang Nabi Muhammad saw.
Istri tercinta Imam Ali as.
Bunda termulia Hasan, Husain, dan Zainab as.
Hari Lahir
Fatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mikraj beliau.
Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.
Fatimah di Rumah Wahyu
Fatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Acapkali Rasulullah saw melihat Fatimah masuk ke dalam rumahnya, beliau langsung menyambut dan berdiri, kemudian mencium kepala dan tangannya.
Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.
Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”
Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.
Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.
Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya.
Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.
Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.
Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.
Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.
Pernikahan Fatimah as
Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”
Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?”
Fatimah as diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.”
Acara Pernikahan
Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.”
Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”
Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”
Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu”.
Di tengah-tengah keramaian dan kerumunan wanita yang berasal dari kaum Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim, telah lahir sesuci-suci dan seutama-utamanya keluarga dalam sejarah Islam yang kelak menjadi benih bagi Ahlulbait Nabi yang telah Allah bersihkan kotoran jiwa dari mereka dan telah sucikan mereka dengan sesuci-sucinya.
Acara pernikahan kudus itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.
Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini.
Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw.
Hanya Allah SWT saja yang mengetahui kecintaan yang terjalin di antara dua hati, Ali dan Fatimah. Kecintaan mereka hanya tertumpahkan demi Allah dan di atas jalan-Nya.
Fatimah as senantiasa mendukung perjuangan Ali as dan pembelaannya terhadap Islam sebagai risalah ayahnya yang agung nan mulia. Dan suaminya senantiasa berada di barisan utama dan terdepan dalam setiap peperangan. Dialah yang membawa panji Islam dalam setiap peperangan kaum muslimin. Ali pula yang senantiasa berada di samping mertuanya, Rasulullah saw.
Fatimah as senantiasa berusaha untuk berkhidmat dan membantu suami, juga berupaya untuk meringankan kepedihan dan kesedihannya. Beliau adalah sebaik-baik istri yang taat. Beliau bangkit untuk memikul tugas-tugas layaknya seorang ibu rumah tangga. Setiap kali Ali pulang ke rumah, ia mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan di sisi sang istri tercinta.
Fatimah as merupakan pokok yang baik, yang akarnya menghujam kokoh ke bumi, dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Fatimah dibesarkan dengan cahaya wahyu dan beranjak dewasa dengan didikan Al-Qur’an.
Keluarga Teladan
Kehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.
Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati.
Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan contoh dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridhaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa memberikan rasa gembira kepada suaminya.
Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin.
Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as.
Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.
Buah Hati
Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah as melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Az-Zahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.
Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan.
Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”
Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah as itu dengan nama-nama tersebut.
Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra as.
Kedudukan Fatimah Az-Zahra’ as
Meskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita. Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.
Bila Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Firaun, dan Khadijah binti Khuwalid, mereka semua adalah penghulu kaum wanita pada zamannya, tetapi Sayidah Fatimah as adalah penghulu kaum wanita di sepanjang zaman, mulai dari wanita pertama hingga wanita akhir zaman.
Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya. Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram bahagia di dalamnya.
Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan, dan akhlak yang luhur dan mulia. Hasan, Husain, dan Zainab as adalah anak-anak teladan yang tinggi akhlak dan kemanusiaan mereka.
Kepergian Sang Ayah
Sekembalinya dari Haji Wada‘, Rasulullah saw jatuh sakit, bahkan beliau sempat pingsan akibat panas dan demam keras yang menimpanya. Fatimah as bergegas menghampiri beliau dan berusaha untuk memulihkan kondisinya. Dengan air mata yang luruh berderai, Fatimah berharap agar sang maut memilih dirinya dan merenggut nyawanya sebagai tebusan jiwa ayahandanya.
Tidak lama kemudian Rasul saw membuka kedua matanya dan mulai memandang putri semata wayang itu dengan penuh perhatian. Lantas beliau meminta kepadanya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Fatimah pun segera membacakan Al-Qur’an dengan suara yang khusyuk.
Sementara sang ayah hayut dalam kekhusukan mendengarkan kalimat-kalimat suci Al-Qur’an, Fatimah pun memenuhi suasana rumah Nabi. Beliau ingin menghabiskan detik-detik akhir hayatnya dalam keadaan mendengarkan suara putrinya yang telah menjaganya dari usia yang masih kecil dan berada di samping ayahnya di saat dewasa.
Rasul saw meninggalkan dunia dan ruhnya yang suci mi’raj ke langit.
Kepergian Rasul saw merupakan musibah yang sangat besar bagi putrinya, sampai hatinya tidak kuasa memikul besarnya beban musibah tersebut. Siang dan malam, beliau selalu menangis.
Belum lagi usai musibah itu, Fatimah as mendapat pukulan yang lebih berat lagi dari para sahabat yang berebut kekuasaan dan kedudukan.
Setelah mereka merampas tanah Fadak dan berpura-pura bodoh terhadap hak suaminya dalam perkara khilafah (kepemimpinan), Fatimah Az-Zahra’ as berupaya untuk mempertahankan haknya dan merebutnya dengan keberanian yang luar biasa.
Imam Ali as melihat bahwa perlawanan terhadap khalifah yang dilakukan Sayidah Fatimah as secara terus menerus bisa menyebabkan negara terancam bahaya besar, hingga dengan begitu seluruh perjuangan Rasul saw akan sirna, dan manusia akan kembali ke dalam masa Jahiliyah.
Atas dasar itu, Ali as meminta istrinya yang mulia untuk menahan diri dan bersabar demi menjaga risalah Islam yang suci.
Akhirnya, Sayidah Fatimah as pun berdiam diri dengan menyimpan kemarahan dan mengingatkan kaum muslimin akan sabda Nabi, “Kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah, dan kemarahan Rasulullah adalah kemarahan Allah SWT.”
Sayidah Fatimah as diam dan bersabar diri hingga beliau wafat. Bahkan beliau berwasiat agar dikuburkan di tengah malam secara rahasia.
Kepergian Putri Tercinta Rasul
Bagaikan cahaya lilin yang menyala kemudian perlahan-lahan meredup. Demikianlah ihwal Fatimah Az-Zahra’ as sepeninggal Rasul saw. Ia tidak kuasa lagi hidup lama setelah ditinggal wafat oleh sang ayah tercinta. Kesedihan senantiasa muncul setiap kali azan dikumandangkan, terlebih ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammadan(r) Rasulullah.
Kerinduan Sayidah Fatimah untuk segera bertemu dengan sang ayah semakin menyesakkan dadanya. Bahkan kian lama, kesedihannya pun makin bertambah. Badannya terasa lemah, tidak lagi sanggup menahan renjana jiwanya kepada ayah tercinta.
Demikianlah keadaan Sayidah Fatimah as saat meninggalkan dunia. Beliau tinggalkan Hasan yang masih 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab yang masih 5 tahun, dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun.
Yang paling berat dalam perpisahan ini, ia harus meninggalkan suami termulia, Ali as, pelindung ayahnya dalam jihad dan teman hidupnya di segala medan.
Sayidah Fatimah as memejamkan mata untuk selamanya setelah berwasiatkan kepada suaminya akan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau pun mewasiatkan kepada sang suami agar menguburkannya secara rahasia. Hingga sekarang pun makam suci beliau masih misterius. Dengan demikian terukirlah tanda tanya besar dalam sejarah tentang dirinya.
Fatimah Az-Zahra’ as senantiasa memberikan catatan kepada sejarah akan penuntutan beliau atas hak-haknya yang telah dirampas. Sehingga umat Islam pun kian bertanya-tanya terhadap rahasia dan kemisterian kuburan beliau.
Dengan penuh kesedihan, Imam Ali as duduk di samping kuburannya, diiringi kegelapan yang menyelimuti angkasa. Kemudian Imam as mengucapkan salam, “Salam sejahtera bagimu duhai Rasulullah … dariku dan dari putrimu yang kini berada di sampingmu dan yang paling cepat datang menjumpaimu.
“Duhai Rasulullah! Telah berkurang kesabaranku atas kepergian putrimu, dan telah berkurang pula kekuatanku … Putrimu akan mengabarkan kepadamu akan umatmu yang telah menghancurkan hidupnya. Pertanyaan yang meliputinya dan keadaan yang akan menjawab. Salam sejahtera untuk kalian berdua!”[]
Riwayat Singkat Sayidah Fatimah as
Nama : Fatimah.
Julukan : Az-Zahra’, Al-Batul, At-Thahirah.
Ayah : Mahammad.
Ibu : Khadijah binti Khuwailid.
Kelahiran : Jumat 20 Jummadil Akhir.
Tempat : Makkah Al-Mukarramah.
Wafat : MadinahAl-Munawarah, Tahun 11 H.
Makam : Tidak diketahui.
Wednesday, March 16, 2011
Laut Galilee, Dajjal dan kiamat
Laut Galilee, Dajjal dan kiamat
Sebut sahaja Laut Galilee mungkin sudah pasti ramai yang menggaru-garukan kepalanya. Persoalan pertama yang mungkin terpacul di dalam fikirannya ialah dimanakah letaknya Laut Galilee ini ? Keduanya sudah pasti akan terbayang di dalam kepalanya bahawa ianya sama sahaja dengan mana-mana laut lain di mana airnya masin.
Sebenarnya, Laut Galilee ini merupakan sebuah tasik air tawar yang terletak di bahagian utara negara Israel. Ia merupakan sebuah destinasi perlancongan yang penting di Israel. Banyak hotel mewah dan restoran dibina di sini bagi memenuhi keperluan penduduk Yahudi yang akan berkunjung ke sini pada setiap hari Sabtu yang merupakan hari yang penting dalam masyarakat Yahudi.
Laut ini dikenali dengan berbagai-bagai nama, di antaranya ialah Laut Galilea, Tasik Tiberias dan Tasik Kinneret. Uniknya ialah, laut ini terletak 220 meter di bawah paras laut, separuh dari kedalaman laut mati iaitu 441 meter. Orang Israel menyebutnya sebagai Kinnereth. Ia memberi maksud “Kinar Dawwod” iaitu “harp of David,” Ini kerana, Sea of Galilee jika dipandang dari udara seperti sebuah alat muzik. Laut ini adalah sebuah tasik air tawar yang terendah di dunia. Tasik ini mempunyai keluasan kira-kira 53 kilometer persegi dan mempunyai kedalaman lebih daripada 200 meter.
Laut air tawar ini sangat penting dan strategik serta seringkali menjadi punca kepada konflik kerana ianya membekalkan sumber air tawar untuk minuman dan pengairan bagi negara-negara sekitar khususnya Israel, Lebanon dan Jordan. Terdapat 27 jenis ikan di sini dan yang paling popular ialah ikan Talapia. Ia juga merupakan salah satu punca kepada Sungai Jordan yang hulunya terletak di utara Israel dekat Kibbutz Sede Nehemya dan mengalir ke hilir di Laut Galilee terus ke Laut Mati. Sungai sepanjang 251 kilometer ini menjadi sebahagian daripada sempadan antara Israel dan negara Jordan.
Laut Mati Semakin Masin
Menurut laporan, Laut Mati dikatakan menjadi semakin masin akibat daripada paras air lautnya yang semakin merosot. Laut Mati dilaporkan telah merosot lebih 20 meter semenjak 40 tahun lepas. Kajian yang dijalankan oleh Universiti Jordan menunjukkan bahawa paras air laut tersebut merosot sebanyak 1 meter setiap tahun dan semakin meningkat semenjak Israel menguasai sumber yang menjadi punca kepada Sungai Jordan selepas penjajahan Israel ke atas Tebing Barat selepas Perang Arab-Israel pada tahun 1967.
Punca kepada kepada fenomena tersebut menurut laporan itu ialah akibat daripada kegiatan Israel selama kira-kira 30 tahun, yang melencongkan kebanyakan daripada anak-anak sungai yang mengalir ke Sungai Jordan dan mengawal air yang mengalir dari Laut Galilee yang mengakibatkan paras air sungai teruk terjejas. Selain itu, Israel juga telah mengepam air daripada Laut Galilee bagi tujuan pengairan di Negev dan kawasan-kawasan lain di Israel.
Kemerosotan Paras Air Laut Galilee
Akibat daripada tindakan rakus pihak berkuasa Israel, bukan sahaja paras air Laut Mati merosot, bahkan juga lebih teruk kerana mengakibatkan paras air Laut Galilee yang menjadi sebahagian daripada punca air Laut bagi Mati juga terjejas dengan teruk.
Menurut laporan Israel Today pada 2 Januari 2008, paras air Laut Galilee akan mencapai paras terendah dalam tempoh 5 tahun. Air laut tersebut telah surut lebih 12 kaki di bawah paras “red line”.
Akhbar Haaretz.com pada 11 Mac 2008, telah melaporkan paras air di Laut Galilee yang menjadi pembekal air yang utama kepada Israel dijangka akan merosot dengan teruk di bawah paras minimum yang selamat menjelang akhir musim panas yang bakal menjejaskan kualiti air. Akibatnya pihak berkuasa air terpaksa menggali punca-punca air yang baru bagi meningkatkan bekalan air di laut tersebut.
Menurut laporan, jumlah defisit keseimbangan air iaitu jumlah air yang dipam keluar berbanding dengan jumlah hujan akan mencapai 410 juta cubic meters menjelang akhir tahun hamper dua kali ganda dari tahun sebelumnya (2007). Secara keseluruhannya semenjak empat tahun sebelumnya defisit terkumpul mencecah satu billion cubic meter.
Akhbar itu juga melaporkan paras air Laut Galilee pada masa tersebut ialah 60 sentimeter lebih rendah daripada tahun sebelumnya dan lebih 3 meter lebih rendah dari empat tahun sebelumnya.
Seterusnya, menurut laporan SKY NEWS pada 5 May 2009 pula, air Laut Galilee telah menyusut sebanyak beratus-ratus meter. Paras air sekarang amat rendah sehinggakan pam terpaksa digunakan bagi mengepam air ke atas bukit sebelum dapat memasuki Sungai Jordan.
Kemerosotan paras air Laut Galilee dikatakan berpunca akibat daripada peningkatan jumlah penggunaan air akibat daripada pertambahan jumlah penduduk. Penggunaan air domestic dianggarkan akan mencapai 796 juta cubic meter menjelang akhir tahun 2008, iaitu lebih 134 juta daripada jumlah penggunaan pada tahun 2000.
Krisis air yang yang berpunca daripada pengeringan Laut Galilee ini dijangka akan berterusan dan akan menjadi semakin kritikal walaupun berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak berkuasa Israel bagi meningkatkan paras air laut tersebut. Menurut pengkaji, krisis tersebut akan mencapai kemuncaknya pada tahun 2012.
Laut Galilee dan Tanda-Tanda Kiamat
Apakah signifikannya pengeringan air Laut Galilee ini kepada tanda-tanda akhir kiamat ? Sebenarnya pengeringan air Laut Galilee ini telahpun diperkatakan sejak lebih 1431 tahun yang lalu. Terdapat satu hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang mengaitkan peristiwa pengeringan air laut tersebut dengan peristiwa kemunculan DAJJAL AL MASIH. Selain daripada itu terdapat juga satu lagi hadis lain pula yang mengaitkan Laut Galilee ini dengan kemunculan Yakjuj dan Makjuj yang berlaku sesudah Dajjal berjaya dihapuskan oleh Nabi Isa AS. Berikut adalah catatan berkenaan dengan peristiwa yang bakal berlaku.
Kedatangan Dajjal
Telah disampaikan kepada kami lbn Buraidah dan Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi, kabilah Hamdan bahawa dia pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais, saudara perempuan adh-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama.
Amir berkata,”Sampaikanlah kepadaku suatu hadis yang engkau dengar dari Rasulullah saw yang tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau.”Fathimah berkata,”Jika engkau mahu niscaya aku Iakukan.Amir berkata,”Tentu, sampaikanlah kepadaku.” Fathimah berkata,”Aku menikahi lbn al-Mughirah. Dia termasuk pemuda plihan kaum Quraisy ketika itu. LaIu dia terkena musibah pada permulaan jihad bersama Rasulullah saw. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh Abdur Rahman bin ‘Auf untuk salah seorang sahabatRasulullah saw. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk maulanya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahawa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah dia mencintai Usamah.Maka ketika Rasulullah saw bercakap kepadaku, aku berkata,’Urusanku ada di tangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yang Anda suka.’Lalu Rasulullah saw bersabda. ‘Pindahlah kamu ke Ummu Syarik. ‘Ummu Syarik adalah perempuan kaya dan kalangan Ansar yang telah banyak membrikan sumbangan di jalan Allah dan disinggahi banyak tamu. Aku berkata, Aku akan melakukannya. Maka beliau bersabda.’Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yang banyak tamunya. Aku tidak suka kain tudungmu jatuh atau baju tersingkap dan kedua betismu sehingga kaum itu akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke putra pamanmu, ‘Abdullah bin Amr bin Ummi Maktum, seorang Ielaki dani Bani Fihr’, Fathimah pun pindah kepadanya.
Ketika masa iddahku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah saw.’Marilah solah berjamaah” Maka aku pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah saw. pada barisan wanita yang berada tepat di belakang kaum itu. Setelah selesai solat, Rasulullah saw, duduk di mimbar. Sambil tersenyum beliau bersabda.’Hendaklah setiap orang tinggal di tempat salatnya.’Selanjutnya beliau bersabda,’ Apakah kamu semua mengetahui sebab aku mengumpulkan kamu? Mereka menjawab,’Hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. ’Beliau bersabda,’Sesungguhnya aku, demi Allah tidak mengumpulkan kamu semua bukan kerana ada pengharapan ataupun ketakutan. Melainkan aku mengumpulkan kamu adalah kerana Tamim ad-Dari, yang dahulunya seorang Nasrani, datang untuk berbai’at masuk Islam. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu tentang Dajjal. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu semua tentang Dajjal.
Dia menceritakan kepadaku bahawa dia mengemudi sebuah perahu bersama 30 orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lalu mereka berlabuh menuju suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka dudukduduk di pantai dekat perahu. LaIu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yang banyak bulunya yang mereka tidak dapat membezakan mana bahagian depan dan mana bahagian belakangnya.
Mereka berkata,
“Celaka kau, apakah kamu ini ?
Binatang itu menjawab.
‘Aku adalah mata-mata.’
Mereka bertanya,
‘Mata-mata apa?”
Dia menjawab,
‘Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam gua, kenana dia merindukan berita dan kamu’
Tamim ad-Dari berkata, Ketika binatang itu menyebutkan kepada kami seseorang, kami meninggalkannya kerana mungkin dia adalah syaitan perempuan.
Selanjutnya dia berkala, lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba di dalamnya ada seorang manusia yang paling besar badannya dan diikat dengan rantai yang kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan dan diikat dengan besi di antara hingga kedua mata kakinya. Kami katakan,’Celaka kamu, makhluk apakah kamu ini? Dia menjawab,”kamu telah mengetahui perihalku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kamu ini ?
Mereka menjawab,”Kami adalah manusia dari Arab. Kami menaiki perahu lalu dihentam gelombang laut besar dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulaumu in Kami didatangi seekor binatang yang berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bahagian muka dan mana bahagian belakangnya. Kami bertanya,”Celaka kamu, binatang apa kamu ini?””Saya adalah mata-mata.” “Mata-mata apa?” ‘Pergilah kepada orang yang berada di gua ini kerana dia sangat merindukan berita dari kamu.”
Maka kami pun segera mendapatkan kamu. Kami takut pada binatang itu dan kami tidak tenang jangan-jangan ia adalah syaitan betina. Orang itu berkata,”Beritahukan kepadaku tentang kurma Baisan!”
(Baisan ialah negeri yang terkenal sejak dahulu kala. Negeri ini berada dekat Syam Iama dan merupakan salah satu kota di Palestin.)
Tentang apanya yang engkau nak tanyakan?”
“Aku bertanya kepada kamu apakah kurma berbuah?”
“Sesungguhnya pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah.’
Lalu dia berkata lagi.
“Beritahukan kepadaku tentang Tasek Thabariyyah!”
(Tasik Thabariyyah adalah tasik besar. Panjangnya adalah sepuluh batu den /ebarnya enam batu. Tasek itu dalam dan dapat dilayari kapa/. Tetapi airnya semakin berkurangan. lkannya ditangkap daan airnya manis tawar. Jarak antara Tasik Thabariyyah den gan Bait al-Muqaddis lebih kurang 100 batu.)
“Tentang apanya yang engkau nak tanyakan’
“Apakah tasik itu masih berair ?
‘Ya Tasik itu masih banyak airnya.””Sesungguhnya air tasik itu hampir habis,”
Dia berkata,
“Beritahukan kepadaku tentang mata air Zughar!”
(Mata air Zughar adalah nama seorang perempuan yang dinisbatkan pada mata air ini.)
“Mengenai apanya yang nak engkau tanyakan?” “Apakah mata air itu masih memancarkan air? Dan apakah penduduknya masih bercucuk tanam dan mata air itu?”
“Ya mata air itu masih memancarkan banyak air dan penduduknya bercucuk tanam dari air tersebut.” “Terangkan kepadaku tentang nabi yang diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yang dilakukannya?” “Dia telah keluar dari Mekah menuju Yatsrib,”
“Apakah orang-orang Arab memenanginya?”
Ya”
“Bagaimana caranya dia memperlakukan mereka7’ “Dia telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya.”
“Apakah demikian?” “Ya”
‘lebih baik bagi mereka untuk mengikutnya. Aku akan memberitahukan kepada kamu mengenai diriku. Aku ini adalah aI-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melalui sesuatu kampung melainkan aku tinggali selama 40 malam kecuali kola Mekah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yang memegang pedang untuk memenggalku. Di setiap celah kedua kota itu dijaga oleh para malaikat.”
Fathimah berkata, “Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah saw bersabda.”lni adalah Thaibah, yakni kota Madinah. lngatlah, apakah hal itu telah aku sampaikan kepada kamu?”
Orang ramai menjawab :”Benar.”
Nabi Muhammad saw bersabda,”Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu, juga mengenai kota Mekah dan Madinah. Ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu berada di Iaut Syam atau di Iaut Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur.” Baginda mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur.”Selanjutnya Fathimah berkata,”Maka aku menghafalkan hadis ini dari Rasulullah.”
Kemudian Tamim ad-Dari pergi bersama kawan-kawannya dan tidak kembali lagi ke pulau itu. Kalaupun mereka berflkir untuk kembali ke pulau itu, mereka tidak akan dapat sampai ke pulau itu, walaupun mereka mempunyai pengalaman belayar. Sebab setelah peristiwa ini pulau tersebut menjadi jauh untuk sampai ke situ. Ombak-ombaknya digerakkan dengan kekuasaan Allah swt. Seakan-akan ombak itu sendiri adalah perahu yang bergerak di lautan. Allah menetapkan bahawa tidak ada seorang pun yang datang ke pulau itu setelah Dajjal ada di dalamnya.
Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
Berikut pula kisah Yakjuj dan Makjuj dengan Laut Galilee seperti yang direkodkan di dalam Sahih Muslim, hadis an-Nawwas bin Sam’an dengan lafaz yang panjang, menegaskan:
“Yakjuj dan Makjuj, ketika Isa putera Maryam Berjaya membunuh Dajjal, Allah berkata kepadanya, ‘ Aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku, di mana tidak ada kekuatan pun yang sanggup membunuh mereka (Yakjuj dan Makjuj). Oleh itu berlindunglah bersama-sama hamba-Ku di Gunung Thur’. Mereka akan keluar, lantas sekelompok pertama akan meminum air yang ada di Tasik Tiberia. Kemudian, kelompok terakhir daripada mereka yang melewati tasik tersebut akan berkata, ‘dahulu, di sini ada mata air air’. Selepas itu, mereka melepaskan anak-anak panah mereka ke langit, lantas anak-anak panah tersebut kembali kepada mereka dalam keadaan berlumuran darah. Mereka pun berkata: “Kita telah menguasai semua penduduk bumi dan mengalahkan penduduk langit”.
Sesudah Yakjuj dan Makjuj ini keluar dan melakukan banyak kerosakan serta kemusnahan di muka bumi , lalu Nabi Isa berserta pengikutnya berdoa lepada Allah. Allah pun mengirimkan ulat-ulat ke leher mereka sehingga semua Yakjuj dan Makjuj tersebut binasa.
Begitulah kisah tentang Laut Galilee yang sebenarnya sangat penting untuk dihayati dan direnung-renungkan. Apa yang bakal berlaku ke atas laut tersebut sudah ditakdirkan oleh Ilahi dan tidak mungkin kita sebagai manusia mampu mengubahnya. Masanya sudah tiba, kebenaran sudah terserlah, marilah kita mempersiapka diri kita berserta keluarga bagi menghadapinya kerana apa yang bakal dihadapi sungguh dahsyat sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Allah ta’aala tidak menurunkan ke muka bumi, sejak penciptaan Adam ’alihis-salaam hingga hari Kiamat, fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (Hadis Riwayat Thabrani 1672)
Seterusnya Rasulullah SAW ada menganjurkan kepada kita supaya berdoa doa bagi menghindarinya:
Dari Abu Hurairah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Bila kalian membaca tasyahud terakhir maka hendaknya berlindung kepada Allah ta’aala dari empat perkara, “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (1) azab jahannam dan (2) azab kubur dan (3) fitnah kehidupan serta kematian dan dari (4) jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal” (Hadis Riwayat Muslim 923)
DOA MENGHINDARI FITNAH DAJJALYa Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal yang pembohong. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Aku berlindung kepadaMu dari banyaknya dosa dan hutang. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan fitnah kaya dan kejelekan fitnah fakir. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan dan hatiku. Aku berlindung kepadaMu dari dikembalikan kepada umur yang terlalu tua. Dan aku berlindung kepadaMu dari mati dalam keadaan ingkar kepada agamaMu.
satu dari 30 dajal kecil...SAI BABA
satu dari 30 dajal kecil...
DAJAL KAH??
Inilah sebagian dari tanda-tanda akhir zaman. Bahwa telah muncul "Dajjal" bernama Sai Baba, dia lahir dan tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, tepatnya India Selatan. Merujuk pada riwayat hadist dari Jamiu at Tirmidzi,
"Rasulullah SAW bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur bernama Khurasan"
Maka boleh jadi yang dimaksud Rasulullah SAW tersebut ialah benar adanya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda: "Hari Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajjal (pendusta) muncul, mereka semua berdusta tentang Allah dan Rasul-Nya. "
Dan Sai Baba ini bisa jadi adalah salah satu dari 30 dajjal-dajjal kecil yang akan membuka jalan bagi munculnya al-Masih al-Dajjal (Dajjal nantinya akan berperang dengan Imam Mahdi dan di bunuh oleh nabi Isa bin Maryam).
SIAPA SAI BABA ITU DAN BAGAIMANA CIRI-CIRI DAJJAL MENURUT RASULULLAH SAW?
-Laki-laki ini memiliki kemampuan menghidupkan orang mati,
-Menyembuhkan orang lumpuh dan buta,
-Bahkan mampu menurunkan hujan dan mengeluarkan tepung dari tangannya.
-Ia juga mampu berjalan melintasi belahan bumi dalam sekejap,
-Menciptakan patung emas, merubah besi menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh Sai Baba kepada ribuan orang Bahkan - jutaan yang datang dari berbagai suku bangsa dan agama.
Saat ini laki-laki ini sudah memiliki puluhan juta pengikut.
"Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan berambut keriting..." (HR.Bukhari dan Muslim)
"Di awal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati (HR.Ibnu Majah)
BEBERAPA PERSAMAAN DAJJAL DAN SAI BABA:
-Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kribo, berkaki bengkok (agak pengkor). Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kribo.
-Dajjal memiliki mata yang buta. Sai Baba pernah mengalami kebutaan di waktu muda kemudian sembuh kembali.
-Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air. Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya.
-Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang. Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata.
-Dajjal mengikuti pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal. Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama.
-Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/ baik, sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya. Sai Baba mengaku sebagai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian, cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana.
-Dajjal akan muncul dan sebagai nabi. Sai Baba memposisikan dirinya sebagai nabi kepada pengikut-pengikutnya.
-Dajjal akan menggunakan nama Al-Masih. Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020.
-Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Sai Baba mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta.
-Dajjal akan mendakwahkan agama Allah. Dalam banyak majelis darshanya Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur'an dan keharusan untuk memahaminya.
-Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit. Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanker.
-Dajjal dapat menurunkan hujan. Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di bangun proyek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering).
-Dajjal bisa mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya. Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap.
-Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. Sai Baba bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia.
-Dajjal bisa berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan benruk reinkarnasi dirinya.
-Dajjal bisa membesarkan tubuhnya. Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuah pesawat terbang.
-Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan. Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga bisa berjalan ke pasar, rumah sakit, proyek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia.
-Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh-tumubuhnan dan air. Sai baba bisa mengeluarkan air dengan hentakan kakinya.
-Dajjal tidak memliki anak. Sai Baba mandul, ia tidak beranak dan tidak berkeluarga (tidak menikah).
-Dajjal memimpin orang yahudi. Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis.
-Dajjal muncul di zaman pertikaian. Sai Baba mengklaim bahwa ia datang dari masa banyak pertikaian dan persengketaan, dan kedatangannya untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan.
Kesimpulan: Bahwa sifat Dajjal dan Sai Baba yang diutarakan diatas adalah bagian dari sifat salah satu 30 dajjal-dajjal kecil (pendusta-pendusta akhir zaman) yang akan membuka jalan bagi munculnya al-Masih al-Dajjal (Dajjal besar).
Yang ciri-cirinya menurut riwayat hadits shahih adalah sebagai berikut :
-Dajjal buta sebelah seperti buah anggur.
-Kedua matanya ada tulisan kafir yang dapat dibaca oleh orang beriman.
-Dajjal tinggal di bumi selama 40 hari, 1 hari seperti setahun, 1 hari berikutnya seperti sebulan, 1 hari berikutnya seperti seminggu, 1 hari berikutnya seperti hari biasa.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal."
Rasulullah SAW bersabda : “Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah, dan tertulis di antara kedua mata dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh setiap Mukmin.” (Muttafaqun ‘alaih) Dan dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis diantara dua matanya huruf kaf, fa’, dan ra’.”(HR. At-Tirmidzi)
Hadist riwayat Muslim, dari Nawwas bi Sam’an: Rasullulah SAW mengatakan, "Dajjal adalah seorang pemuda berambut keriting, matanya sebelah kanan celek, aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang hidup di zaman Jahiliyah). Maka barang siapa yang menemuinya bacalah surat Al-Kahfi. Ia keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Iraq, lalu ia berbuat binasa kesana kemari ”
ALLAHU AKBAR! LA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL "ALIYUL ADZHIM….
Sudah selayaknya kita senantiasa memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT saja. Bacalah selalu doa di bawah ini selepas shalat Fardhu, di akhir tahiyyat sebelum salam, insya Allah, kita selalu dalam lindungan-Nya.
"ALLAHUMMA INNI 'AUDZU BIKA MIN ADZABIN JAHANNAM, WA MIN ADZABIN QABRI, WA MIN FITNATIN MAHYA WA MAMAAT, WA MIN SYAHRII FITNATIN MAHSYIHIL DAJJAL"
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari azab neraka Jahannam, aku berlindung kepadaMu dari azab kubur, kuberlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dunia dan kematian serta kuberlindung kepadaMu dari kejahatan dan fitnah Al-Masih Dajjal”
***Konspirasi Dajal bersifat matrialistik sekuler, dia datang dan "berdakwah" dengan membawa perumpamaan air, namun pada hakikatnya adalah api. Surga yang dia tawarkan tapi pada hakikatnya adalah neraka. Neraka yang dia tawarkan tapi pada hakikatnya adalah surga.
Gaya bicara Dajjal, tidak lain adalah seorang pendusta besar! Shalat adalah buang-buang waktu, Alquran dan agama hanyalah simbol, bahkan ia kerap mendustakan keberadaan para nabi-nabi terdahulu dan mengadakan fitnah didalam cerita/kisah rasul-rasul terdahulu.
Itulah sebagian sifat dari Dajjal laknatullah alaihi! Tujuannya hanya ingin mengkafirkan penduduk bumi dan memurtadkan orang-orang Islam agar keluar dari agamanya dengan dalih, Islam adalah agama setan dan masih banyak lagi. Naudzu billahi min dzalik!
Padahal Allah telah menjelaskan dalam Quran: "Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali-’Imran:18-19)
Waspadalah wahai kaum muslimin dan mukminat!
Subscribe to:
Posts (Atom)